Gaji Papa Berapa?


Setelah lama tidak mengecek email pribadi saya, hari ini saya sempatkan untuk mengeceknya. Dari sekian ratus email yang kebanyakan berupa spam, saya menemukan satu email yang cukup menyentuh hati saya. Email ini hasil forward dari teman, dan saya yakin ada diantara rekan-rekan yang pernah membacanya. Naskah dalam email ini makin menguatkan tekad saya untuk berusaha keras untuk menjadi pengusaha yang pas-pasan...maksudnya pas pengen beli rumah ada duit, pas pengen beli mobil ada duit, pas pengen liburan ada duit...hehehehe.

Menjadi wirausahawan menawarkan kemilau kegemilangan meskipun juga selalu ada kemungkinan untuk tergelincir dalam lembah kegagalan. Tapi setidaknya kegagalan sebagai manusia pemberani yang berani mencoba, bukan manusia yang tidak berani menghadapi tantangan. Namun diluar semua hal itu, yang terpenting adalah menjadi pengusaha menawarkan kebebasan. Baik kebebasan waktu (freedom of time) dan kebebasan untuk berkreasi mewujudkan ide kita.

Kembali ke soal email, setelah membacanya semakin menguatkan tekad saya untuk berusaha keras menjadi pengusaha yang berhasil. Dalam artian berhasil menciptakan sistem dimana roda organisasi bisa berjalan tanpa kita perlu kita mencurahkan sebagian besar waktu kita untuk mengurusi usaha tersebut. Hal tersebut hanya mungkin bila kita sedari awal menciptakan organisasi dengan manusia yang berkualitas, sistem yang tertata dengan baik, pola desentralisasi pekerjaan yang terkontrol, dan produk yang berkualitas tinggi. Dengan demikian kita bisa memiliki waktu yang lebih banyak untuk keluarga.

Berikut isi email tersebut:
=========================================================================================

Gaji Papa Berapa ??


Seperti biasa andre, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya Ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa andre sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika IA pulang Dan baru terjaga ketika Ia akan berangkat ke kantor pagi Hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap Hari Papa bekerja sekitar 10 jam Dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja.

Sabtu Dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas Dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu Dan menyalakan televisi. Ketika andre beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu Hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah andre

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran andre pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, andre nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring Dan mengelus kepala bocah kecil itu, andre berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta
uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab andre

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya andre lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

andre pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.


 

Copyright 2006| Blogger Templates by GeckoandFly modified and converted to Blogger Beta by Blogcrowds.
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.