tag:blogger.com,1999:blog-69000297301153622632024-03-13T10:53:50.081+07:00AgilePreneur - Entrepreneurship 101== The Journey of a Thousand Miles Begins with a Single Step ==Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-5738863631253793742009-06-17T22:20:00.003+07:002009-06-17T22:38:26.531+07:00SELF DIAGNOSIS - Dimana Anda berada?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiClntMK0ibmIl6rUS9kBnhzgp4l8kkTOYcgUh5oi8A4yutEVsu7pEO_vGQsoNP6UbQXWVwa6PqDKjh7_55CsRStEr0dxTuaHilJ0eej_1vTJgj180JWtEHIkLtfxPZB84C3r-BFAzOxc8v/s1600-h/n1013144303_30386178_6940813.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 280px; height: 194px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiClntMK0ibmIl6rUS9kBnhzgp4l8kkTOYcgUh5oi8A4yutEVsu7pEO_vGQsoNP6UbQXWVwa6PqDKjh7_55CsRStEr0dxTuaHilJ0eej_1vTJgj180JWtEHIkLtfxPZB84C3r-BFAzOxc8v/s320/n1013144303_30386178_6940813.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348317251319419234" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">Mengacu pada diagram klasik Kiyosaki, dimanakah sekarang posisi kuadran Anda? Apakah Anda seorang Employee (E), Self-Employed (S), Business Owner (B), atau malah sudah Investor (I)? Meski parameter tersebut sudah sering dibicarakan dan merupakan parameter lama, namun menurut saya parameter awal tersebut tetaplah merupakan tool yang penting bagi kita untuk mendiagnosis posisi kita kemarin, saat ini, dan tentunya posisi kita di masa depan.<br /><br />Secara umum tentu saja posisi yang paling banyak adalah posisi Employee (E) karena memang bagi sebagian orang posisi tersebut dipersepsikan sebagai posisi yang mudah diraih, meski jelas-jelas saya meragukan klaim tersebut, apalagi pada masa pelambatan ekonomi seperti saat ini.<br /><br />Sedikit lebih “beruntung” adalah posisi Self-Employed (S) dikarenakan setidaknya pelakunya menjadi tuan atas dirinya sendiri dan bisa dibilang menjadi insan “setengah merdeka”. Kenapa setengah merdeka? Karena memang mereka belum bisa merdeka seutuhnya karena ketergantungan terhadap skill individu sangatlah dominan. Tanpa hadirnya individu tersebut praktis usaha yang dijalankannya tidak bisa bertahan alias mandeg. Lantas sebagai manuasia biasa, bukankah kita sewaktu-waktu bisa sakit atau mungkin terkena musibah yang membuat kita tidak bisa beraktivitas normal?<br /><br />Pengalaman tersebut saya peroleh dari teman saya yang memiliki usaha software development seperti saya. Dia fokus menangani pembuatan sistem akuntansi (GL) dan payroll. Namun dia susah percaya terhadap orang lain dan memutuskan untuk bekerja sendiri. Dia berdalih trauma bekerja dengan orang lain dikarenakan kekhawatiran bahwa staff yang direkrutnya membawa kabur logika algoritma sistem akuntansi dan payroll yang telah dengan susah payah dia kembangkan selama bertahun-tahun. Memang secara umum dia tampak menikmati usahanya tersebut mengingat semua hasil pendapatan usahanya dia nikmati sendiri tanpa mesti berbagi dengan orang lain. Namun disinilah masalahnya, tanpa diduga pada suatu waktu sewaktu dalam perjalanan menuju klien dia terpeleset sewaktu mengendarai motor dan membuatnya jatuh dan patah tulang tangan kanannya. Hal yang terjadi kemudian sangatlah fatal. Secara fisik memang tidak terlalu mengkhawatirkan, namun setidaknya dia memerlukan waktu 1-2 bulan untuk menyembuhkan patah tulangnya. Dengan jumlah klien yang lumayan banyak serta sisa pekerjaan yang masih menumpuk tanpa adanya back-up, maka akibatnya sangat fatal bagi kelangsungan usahanya. Banyak proyek yang terpaksa putus ditengah jalan dan dalam kondisi pengeluaran dia yang besar, praktis dia sama sekali tidak memiliki penghasilan. Kabar terakhir dia menyerah dan memutuskan bekerja kembali pada perusahaan lain.<br /><br />Selain faktor tersebut diatas, juga perlu disadari bahwa keterbatasan utama manusia adalah WAKTU. Dalam sehari kita cuma punya 24 jam dan umumnya hanya memiliki maksimal 10-12 jam waktu produktif untuk bekerja. Lantas bilamana kita hanya bekerja sendirian, maka kita tidak akan mampu mereplikasi hasil kerja kita yang akhirnya membuat output yang kita hasilkan sangat terbatas. Hal ini berlaku juga pada profesi-profesi seperti dokter, penyanyi, pelukis, dsb. Kecuali kalau dalam profesi kita tersebut kita mampu mengeruk massive income secepat mungkin dan lantas mampu menggeser kuadran kita ke posisi Investor.<br /><br />Kuadran berikutnya adalah Business Owner (B) dimana dalam posisi ini kita telah berhasil membangun suatu sistem yang standard yang seragam serta telah terbukti mampu berjalan dengan baik dalam berbagai skenario yang mungkin timbul. Bisnis yang berhasil adalah bisnis yang telah memiliki sistem “Auto Pilot”. Sehingga tanpa kehadiran kita sebagai pemilik usaha tersebut dapat terus berjalan dengan baik dan bahkan terus menerus dapat kita replikasi dimanapun dan kapanpun. Contoh paling klasik dari “the real business” adalah bisnis Franchise. Bisnis berbasis Franchise adalah bisnis yang sesungguhnya, dimana tanpa kehadiran pemilik, usaha tersebut dapat terus berkembang sebagai hasil dari penerapan standarisasi proses bisnis yang tepat dan akurat. Banyak orang menduga bahwa mereka telah berhasil membuka bisnis, namun kenyataan sesungguhnya mereka hanya menciptakan lapangan kerja bagi mereka sendiri seperti contoh teman saya diatas. So, do you have a business or a job?<br /><br />Kuadran terakhir dan juga merupakan kuadran yang menjadi idaman semua orang adalah menjadi Investor (I). Posisi ini menekankan bahwa yang semestinya kita tidak bekerja keras mencari uang, namun menciptakan suatu kondisi dimana uang yang mesti mengumpulkan “teman-temannya”. Dalam kondisi normal hal ini bisa diraih bilamana kita telah berhasil mengumpulkan massive income dan lantas berhasil memanfaatkannya untuk membuatnya bekerja bagi kita sebagai pemilik uang.<br /><br />Menurut Kiyosaki, faktanya E & S adalah 80% dan B & I hanya sekitar 20%, namun 95% kekayaan ada pada B & I sedangkan E& S hanya memiliki sisanya Lantas pertanyaannya, ingin dalam kuadran manakah Anda dalam 5 tahun kedepan? ***Betley-30032009</span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-61771944866804904412009-06-17T22:15:00.005+07:002009-06-17T22:19:40.860+07:00What & Why Entrepreneurship<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOkWsWbeDfeIfrAWzEGo1CzSqDEmASGML1H7kg6RDRK_Y8Jsk16M8hlZ3wOGVnN5BweMc0yNTa0cf1-fvtUl8Ue_5WedwPu2Qlom2Scrn0qKTCWdMlly5jCNM1FPlvXSKrQ_LQLzxQAfB/s1600-h/entre.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 186px; height: 262px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAOkWsWbeDfeIfrAWzEGo1CzSqDEmASGML1H7kg6RDRK_Y8Jsk16M8hlZ3wOGVnN5BweMc0yNTa0cf1-fvtUl8Ue_5WedwPu2Qlom2Scrn0qKTCWdMlly5jCNM1FPlvXSKrQ_LQLzxQAfB/s320/entre.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348316079306187810" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">Ada banyak sekali definisi Entrepreneurship, namun menurut penulis yang paling sesuai adalah definisi menurut Peter F. Drucker. Menurut Drucker, Entrepreneurship adalah “…the practice of consistently converting good ideas into profitable commerce venture”. Secara bebas dapat diartikan bahwa Entrepreneurship adalah suatu “…aktivitas yang secara konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan”.<br /><br />Disitu tampak bahwa komponen yang penting adalah Consistent, Convert, Ideas, dan Profitable. Consistent (Konsisten) berarti tindakan itu dilakukan secara terus menerus dengan tingkat determinasi yang tinggi, sedangkan Convert (konversi) mengandung makna mengkonversi dari sesuatu hal yang tidak berarti menjadi hal baru yang bernilai. Juga hal yang terpenting adalah adanya Ideas (ide-ide) yang brilian namun dapat diwujudkan secara riil. Perlu diperhatikan bahwa ide-ide secermelang apapun tidak akan memberi manfaat atau faedah bila tidak bisa ditransformasikan menjadi sesuatu yang riil dan berdaya guna. Oleh karena itu alangkah baiknya bila kita mulai membiasakan untuk mendokumentasikan ide-ide yang kita hasilkan dan lantas bilamana dirasa pantas dapat segera ditransformasikan menjadi sesuatu yang riil.<br /><br />Menurut saya, ide yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang riil dan bernilai ekonomis adalah akar (root) dari Entrepreneurship. Napoleon Hill, the father of modern motivator, menyebutkan bahwa ide-ide (dan juga imajinasi) merupakan suatu komponen mutlak yang mesti dimiliki oleh mereka yang ingin sukses. Kali ini saya belum akan mengulas lebih lanjut tentang ide, karena akan dibicarakan lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.<br /><br />Setelah membahas sekilas tentang definisi Entrepreneurship, berikutnya saya akan lebih fokus membahas tentang mengapa (why) menjadi entrepreneur. Sengaja saya buat dalam bentuk daftar karena ternyata dari respons teman-teman mereka lebih suka penyajian dalam bentuk daftar.<br /><br />1. Kebebasan Finansial<br />Hal yang paling diidam-idamkan semua orang adalah kebebasan finansial. Dengan menjadi entrepreneur maka kesempatan itu terbuka sangat lebar karena semua Anda tentukan sendiri. Mulai dari target, cara memperoleh, kapan, hingga seberapa banyak semuanya terserah Anda selaku pelaksananya. The sky is the limit, demikian orang menyebutnya.<br /><br />2. Kebebasan Waktu<br />Waktu merupakan suatu hal yang tidak tergantikan, sekali hilang ya hilang sudah tanpa bisa kita peroleh kembali. Selain itu apabila Anda sudah berkeluarga maka pilihan menjadi entrepreneur adalah pilihan yang bijaksana mengingat apabila Anda menjalankan bisnis dengan tepat dan telah berhasil membangun sistem “auto pilot” dalam bisnis Anda, maka kebebasan waktu niscaya dapat Anda miliki. Jangan pernah bangga menjadi orang super sibuk, tapi berbanggalah menjadi orang punya banyak waktu untuk berbagi ke sesama. Demikian kata guru saya.<br /><br />3. Membuka Lapangan Kerja<br />Bayangkan kalau Indonesia memiliki 10 juta entrepreneur baru, maka dijamin angka pengangguran akan turun drastis atau bahkan minus bila perlu. Selain itu dengan menjadi entrepreneur berarti kita membuka kesempatan lapangan kerja untuk saudara, rekan, atau kerabat yang mungkin karena keterbatasannya kesulitan mencari kerja di tempat lain.<br /><br />4. Kemandirian<br />The best thing in life is freedom! Dengan menjadi entrepreneur semua aktivitas, baik hasil maupun resikonya ada di tangan Anda. Oleh karena itu Anda bebas menentukan ingin seperti apa Anda di kemudian hari tanpa harus menyerahkan jalur karirAnda pada orang-orang HRD.<br /><br />5. Sarana Mewujudkan Ide yang Ekstrem<br />Dulu ada salah seorang mahasiswa saya memiliki ide untuk membuka salon khusus anak muda penganut gothic dan punk lengkap dengan studio tattoo, piercing, dan aksesoris khas underground lainnya. Dia berungkali mencoba mengutarakan ide tersebut kepada bos factory outlet tempatnya bekerja dan juga kepada investor lain. Tentu saja ide tersebut tidak dapat diterima oleh mereka yang berpikir linear dan rigid. Karena frustasi dia memutuskan untuk nekat membuka studio tersebut dalam bentuk Mobile Shop & Studio alias salon dan toko dalam mobil pick-up guna menghemat sewa tempat. Akhirnya perlahan tapi pasti usahanya berkembang juga meski mulanya dia harus tertatih-tatih dikarenakan keterbatasan modal. Terakhir waktu saya tanya dia bilang sangat bangga karena berhasil mewujudkan ide bisnisnya yang bagi sebagian orang dianggap ekstrem.<br /><br />6. Solusi Anti PHK<br />Dengan menjadi entrepreneur tentu saja Anda tidak perlu khawatir untuk kena PHK, kecuali tentu saja Anda mem-PHK diri Anda sendiri.<br /><br />7. Kesempatan Masih Luas<br />Dengan jumlah penduduk yang ratusan juta, maka tentu saja peluang dan kesempatan yang ada bagi kita untuk membuka usaha sangatlah luas. Yang penting kita kreatif, mau bekerja keras, dan tidak gengsi maka sebetulnya hampir tidak ada alasan untuk tidak bisa membuat usaha yang sukses.<br /><br />8. Untuk Semua Orang dan Bisa Dipelajari<br />Entrepreneurship tidak identik dengan suatu suku atau ras tertentu. Banyak dari kita terjebak oleh mitos-mitos yang sebenarnya tidak tepat. Karena semua itu ada ilmunya dan bisa dipelajari dan karenanya bisa dilakukan oleh siapapun sepanjang dia mau dan berani mencoba.<br /><br />Demikian sedikit alasan kenapa menjadi entrepreneur, diluar itu masih banyak alasan lain yang layak dipertimbangkan. Semoga bermanfaat. @Betley06042009</span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-26424440270938179282009-06-17T22:12:00.002+07:002009-06-17T22:14:59.970+07:009 Reasons to Say Goodbye to Your Boss!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ruy07Q8zitdGLa4816Mjab3od6DN2i8PvP6PdlocIzMBwC0qPRYxWCPHYGlFNvIJoghh-B8Zj9sFUtibOQ7kGhcTOaXoODBTWOHUaKXYnYNtfvFB-wwk4Uf2ZlnzJq2zukddwVIi2Csd/s1600-h/9+reasons.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 203px; height: 211px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ruy07Q8zitdGLa4816Mjab3od6DN2i8PvP6PdlocIzMBwC0qPRYxWCPHYGlFNvIJoghh-B8Zj9sFUtibOQ7kGhcTOaXoODBTWOHUaKXYnYNtfvFB-wwk4Uf2ZlnzJq2zukddwVIi2Csd/s320/9+reasons.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348315004510141410" border="0" /></a><br /><div class="photo photo_left"><div class="clear_left"><span style="font-size:85%;">Pagi ini saya memperoleh pesan indah dari teman lama yang telah membaca catatan-catatan yang telah saya publikasikan melalui blog ataupun Facebook. Selain dia, pesan indah tersebut saya terima juga beberapa waktu lalu dari seorang teman lain yang saat ini menjabat sebagai Assistant Vice President (AVP) di salah satu bank besar milik Singapura. Apa isi pesan indah itu?<br /><br />Ternyata “virus-virus” yang telah saya sebar melalui catatan-catatan saya telah menuai “hasil”-nya. Kedua teman saya tadi mengeluh telah mengalami gejala-gejala panas-dingin, susah tidur, dan gelisah berkepanjangan. Mereka gelisah karena dalam lubuk hati yang terdalam (deep inside) sebenarnya mereka sudah lelah dan jenuh bekerja untuk orang lain dan ingin segera memulai petualangan baru sebagai entrepreneur.<br /><br />Meski sudah berkali-kali saya sampaikan bahwa seharusnya dengan pengalaman dan jaringan sekaliber mereka seharusnya tidak susah menjadi pengusaha namun faktanya tetap saja mereka masih takut atau ragu-ragu untuk melangkah lebih lanjut. Saya berpikir jangan-jangan “virus” yang saya tularkan kurang kuat dosisnya. Nah supaya makin kuat dosis virusnya, maka saya coba menambahkan “dosis” baru. Nanti kalau frekuensi panas dingin dan gelisahnya makin tinggi, maka saya akan coba tawarkan “obat penawarnya” :D.<br /><br />Berikut ini adalah alasan-alasan yang dulu membuat saya mantap untuk “Fire my Boss!” dan memutuskan untuk memasuki tahapan baru sebagai pengusaha:<br /><br />1. Lingkungan Kerja yang Kurang Kondusif<br />Karena beberapa alasan tertentu yang seringkali tidak saya mengerti, maka banyak ide-ide saya atau ide kelompok kami yang mentok dan tidak tersalur dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang antara saya dan manajemen. Padahal saya haqqul yakin bahwa kedepan ide-ide tersebut akan menjadi tren bisnis yang akhirnya memang terbukti demikian.<br /><br />2. Pimpinan yang Kurang Mendukung<br />Dalam berbagai kesempatan, saya bekerja untuk pimpinan dengan berbagai dengan latar belakang yang sangat variatif dan kompleks. Banyak pimpinan saya yang suportif dan mendukung saya untuk maju, namun demikian ada pula pimpinan yang memang sangat susah untuk diajak bekerjasama. Pimpinan yang demanding adalah biasa, namun pimpinan yang tidak bisa menerima masukan dari bawahan merupakan pimpinan yang membuat saya frustasi.<br /><br />3. Waktu yang Terbatas<br />Dahulu saya termasuk pekerja yang bisa dibilang jarang pulang ke rumah dikarenakan kesibukan yang luar biasa apalagi pada waktu persiapan menjelang tender proyek. Sebagai sales sekaligus konsultan saya mesti melakukan banyak hal mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang sangat kompleks. Waktu yang 24 jam terasa kurang dan membuat saya seringkali mengalami kelelahan baik fisik maupun mental. Untuk kelelahan fisik saya bisa mengatasinya dengan mudah namun tidak demikian hal-nya dengan kelelahan mental.<br /><br />4. Penghasilan yang Terbatas<br />Meski saya rutin memperoleh kenaikan salary berkala, bonus, dan juga komisi proyek namun tetap saja semua itu ada batasnya. Meski uang bukan segalanya dan tidak menjamin kebahagiaan, namun saya berprinsip bahwa untuk mencapai kebahagiaan maka kita memerlukan uang. Saya sepakat bahwa uang adalah “alat” untuk mencapai tujuan dan bukannya “tujuan” itu sendiri.<br /><br />5. Jenjang Karir yang Terbatas<br />Karir puncak merupakan idaman semua orang, namun sayangnya jenjang karir itu seperti piramida yang makin runcing pada sisi atasnya. Meski kita telah memberikan semua yang kita punya namun faktanya tetap saja masih banyak orang yang memang lebih hebat dari kita. Daripada berebut pada lorong yang makin sempit, lantas kenapa kita tidak menciptakan lorong sendiri?<br /><br />6. Office Politics<br />Suka atau tidak hal ini pasti terjadi dimanapun Anda berada. Persaingan yang keras seringkali memicu orang untuk bersaing dengan tidak sehat, salah satunya dengan office politics. Apalagi dengan makin mudahnya proses komunikasi antar karyawan dalam perusahaan maka makin mudah pula office politics dilakukan. Pernahkah Anda mengalami bahwa kealpaan atau kesalahan yang mungkin Anda perbuat dengan tidak sengaja beredar ke pimpinan kita atau tersebar kemana-mana melalui fasilitas CC (carbon copy) dalam email?<br /><br />7. Resiko PHK<br />Dahulu siapa pernah menyangka kalau Lehman Brothers bakal ambruk? Atau juga kemungkinan bahwa Citibank, RBS, ING, GM Motors bakal rugi besar dan terancam bangkrut? Kondisi tersebut membuat PHK massal tak dapat dihindari. Faktanya dalam beberapa kali krisis ekonomi, perusahaan SME (small medium enterprise) jauh lebih tahan terhadap efek krisis.<br /><br />8. Pikirkan alasan pribadi Anda….<br /><br />9. Adakah alasan lain yang lebih personal untuk Anda?<br /><br />Semoga dosis tambahan dalam “virus” ini lebih mampu untuk menginspirasi Anda.<br />Salam perubahan! @betley-030409</span> </div></div>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-79619629477362589692009-06-17T22:04:00.002+07:002009-06-17T22:09:12.089+07:00Dialog dengan Derita - Diskusi dengan Kekalahan!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRz-ECXJdYThlZ10wGym0lDLb-taugcFnNGAYZiBY-aioU3MqgXaaqlkZ52AMWMjqppDEiLXYDn_ZJS6SN7JYMRRAkzCqJ0rcBsT7ts0LQuH5_FV8yYin91P_ScnyxoHIPlN6icgY35l0X/s1600-h/optimis_.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 256px; height: 193px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRz-ECXJdYThlZ10wGym0lDLb-taugcFnNGAYZiBY-aioU3MqgXaaqlkZ52AMWMjqppDEiLXYDn_ZJS6SN7JYMRRAkzCqJ0rcBsT7ts0LQuH5_FV8yYin91P_ScnyxoHIPlN6icgY35l0X/s320/optimis_.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348313628441890626" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">Hidup memang penuh dinamika. Ada masa dimana kita dalam kondisi puncak dan seakan hanya awan yang sanggup mengiringi langkah kita. Pun juga ada masa dimana kita tenggelam dalam kekalahan seolah hanya akar beringin yang mengiringi keterbenaman kita. Lantas apa yang mesti kita persiapkan dalam menghadapi kondisi tersebut? Utamanya kondisi dimana kita terbenam dalam berbagai tekanan bertubi-tubi dan juga kekalahan yang seolah tak henti-hentinya mendera.<br /><br />Sebagai manusia tentu saya pernah atau bahkan bisa dibilang termasuk sering berada dalam kondisi tersebut. Sebagai pengusaha berskala UKM, tekanan dan kekalahan datang silih berganti dengan kegemilangan yang saya dapatkan. Gagal dalam tender, pekerjaan proyek yang molor, piutang yang susah ditagih, hutang yang jatuh tempo, atau cashflow perusahaan yang morat-marit adalah santapan saya setiap hari.<br /><br />Sewaktu masih pada fase-fase awal dahulu, semua problem itu laksana teror yang senantiasa membayangi hidup saya. Pikiran senantiasa gelisah, susah tidur, mudah panik, makan tidak enak, dan pikiran yang menjadi tak terarah. Berat rasanya menghadapi semua itu, apalagi sebagai pemimpin saya dituntut tetap tenang dalam kondisi apapun. Karena pemimpin laksana bandul besar penggerak perusahaan, kalau bandul bergerak diluar harmoni maka bisa dipastikan semuanya akan menjadi kacau.<br /><br />Namun seiring waktu berjalan, pelan tapi pasti dan berbekal perenungan pribadi serta belajar dari para pengusaha yang lebih senior maka saya mulai menemukan beberapa langkah yang sangat berguna bagi saya guna menghadapi kondisi tersebut.<br /><br />Intinya adalah bahwa sebaiknya kita mencoba untuk berdialog dengan derita yang kita rasakan, dan juga mencoba untuk berdiskusi dengan kekalahan yang kita alami. Cobalah kita diagnosa secara arif dan sejujurnya, sejatinya apakah derita yang kita rasakan atau seberapa berat kekalahan yang kita alami. Apakah benar-benar parah atau sesungguhnya itu hanyalah produk dari kesukaan kita melebih-lebihkan sesuatu? Sebagian besar manusia, utamanya di Indonesia, berjiwa sentimentil melankolik serta sering merasa sebagai orang paling menderita sedunia. Kita seringkali terjebak pada rasa takut yang berlebihan akan kondisi terburuk yang kita ciptakan sendiri. Alih-alih fokus pada solusi untuk mengatasi masalah, kita lebih asyik menerka-nerka kondisi terburuk yang mungkin terjadi.<br /><br />Berdasarkan pengalaman pribadi, saya merekomendasikan rekan-rekan untuk mencoba berdialog secara intens dengan diri kita sendiri. Cobalah menyediakan waktu sejenak untuk melakukan analisis secara objektif dan komprehensif tentang apa sesungguhnya yang terjadi. Fokuslah pada solusi dan jangan biasakan untuk terlalu membayangkan kegagalan-kegagalan yang sebenarnya hanyalah ilusi ciptaan kita sendiri. Mulailah berdialog dengan diri kita soal bagaimana mengatasi tantangan yang ada. Bayangkanlah hati Anda dan pikiran Anda bersatu-padu membentuk team yang kuat dan solid guna melibas setiap gangguan yang muncul. Latihlah terus dialog yang konstruktif dalam diri Anda sampai Anda benar-benar memegang kendali dalam menentukan reaksi Anda terhadap setiap kondisi yang Anda hadapi.<br /><br />Juga kalau Anda menderita suatu kekalahan, ingatlah selalu bahwa itu bukan akhir dari segalanya. Matahari masih akan terbit dari timur dan tenggelam di barat meski Anda meratapi kekalahan itu. Jadikanlah kekalahan itu sebagai bahan pelajaran yang utama guna mencapai kemenangan di waktu yang akan datang. Tanamkanlah dalam benak Anda bahwa pemenang yang sesungguhnya adalah mereka yang tertawa paling akhir.<br /><br />Selain itu, terdapat beberapa tips sederhana yang mungkin dapat dipraktekkan guna mengatasi stress yang mungkin timbul sebagai akibat problem dalam usaha:<br /><br />1. Senantiasa berpikir positif dan optimis<br />Bukan klise, tapi berpikir positif adalah sarana yang paling efektif untuk menyelesaikan banyak hal. Optimisme itu menular, sebagaimana juga dengan pesimisme.<br /><br />2. Tetap tenang jangan panik<br />Tetaplah tenang dan berusahalah keras untuk tidak panik karena kepanikan hanya akan menambahkan masalah baru bagi Anda.<br /><br />3. Fokus pada solusi<br />Teruslah fokus pada solusi dan bukannya pada masalah yang ada.<br /><br />4. Jangan hanya berpikir linier<br />Berpikirlah progresif dan out of the box. Banyak permasalahan besar yang sesungguhnya dapat diselesaikan dengan mudah dengan solusi yang sederhana.<br /><br />5. Diskusi dengan teman atau praktisi bisnis yang lebih senior.<br />Seringkali dalam diskusi itu kita akan memperoleh masukan yang berharga guna mengatasi masalah kita.<br /><br />6. Hiduplah seimbang<br />Berusahalah hidup dengan seimbang. Gunakan waktu yang cukup untuk pekerjaan, sosial, keluarga, dan untuk diri kita sendiri.<br /><br />7. Jagalah kesehatan Anda<br />Berusahalah sehat, karena tanpa kesehatan Anda tidak akan bisa melakukan apapun. Jangan lupa vitamin dan olahraga yang rekreatif (sepak bola, bulu tangkis, voli, dsb).<br /><br />8. Tekuni hobby Anda<br />Seyogyanya kita memiliki hobby yang dapat kita gunakan untuk menyelaraskan hidup kita<br /><br />Last but not least, dan yang paling penting: GUSTI ORA SARE - Tuhan tidak tidur! Kalau Anda orang yang beriman dan percaya akan Tuhan, maka memohonlah kepada IA karena tak akan pernah ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya.<br /><br />Semoga tips sederhana tersebut bisa menginspirasi rekan-rekan. TETAP SEMANGAT TERUS BERKARYA!</span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-12883888070911848772009-03-13T12:53:00.002+07:002009-03-13T14:01:33.323+07:004 Wisdoms<span style="font-size:85%;">Dua malam lalu saya sekeluarga makan bersama di sebuah kedai kwetiau Pontianak di bilangan Cibubur yang memang merupakan langganan lama kami. Meski memang masakannya istimewa (setidaknya menurut kami) tapi tidak ada hal yang baru malam itu. Setelah pesan, kami menerima pesanan makanan kami dan lantas melahapnya dalam hitungan menit sampai tandas. Selanjutnya sambil menunggu makanan masuk ke perut dengan selamat, saya melihat sekeliling kedai. Tak ada yang istimewa, sampai mata saya tertuju pada kalender produk minuman keras yang memuat tulisan Cina dengan ukuran relatif besar berwarna khas Cina yakni warna merah dan emas. Saya rasa ini strategi promosi yang bagus mengingat produsen tersebut memasang kalender bergambar huruf Cina tersebut dalam kedai yang memang didominasi pengunjung etnis Cina. Namun bukan strategi marketing yang saya akan bahas, melainkan tentang "makna" dari kata-kata dalam huruf Cina yang ada dalam kalender itu.<br /><br />Karena penasaran, saya membuka lembar demi lembar naskah yang ada dalam kalender itu sambil membaca terjemahan dalam bahasa Inggris berukuran kecil yang ada di bawah tulisan dalam huruf Cina tersebut. Sambil mengernyitkan dahi, saya mencoba menerka-nerka apa maksud dari tulisan-tulisan tersebut dan kenapa susunan penempatannya menarik dan sepertinya memang dalam sekuan (sequence) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam kalender tersebut, terdapat empat lembar tulisan yang masing-masing memuat penanggalan untuk 3 bulan. Karena menarik perhatian saya, maka sayapun memotret kalender tersebut satu demi satu.<br /><br />Sesampai di rumah saya masih terbayang-bayang maksud dari kata-kata dan pola susunannya yang menurut saya cukup menarik. Setelah saya pikirkan, berikut adalah kesimpulan versi saya tentang wisdom tersebut. Tentu saja ini tafsir ini adalah sangat subjektif menurut nalar saya dan sudah pasti sangat beragam tergantung dari sudut pemaknaannya. Semoga dapat menginspirasi rekan-rekan.<br /><br />HARDWORK -> FORTITUDE -> PATIENCE -> PROSPERITY<br /><br />Dari susunan tersebut nampak bahwa tujuan akhir yang hendak dituju adalah PROSPERITY (Kemakmuran). Menurut saya kehidupan yang bermakna adalah hidup yang memiliki tujuan yang jelas dan tentu saja realistis. Tanpa tujuan yang jelas maka hidup laksana perjalanan tanpa ujung ke suatu titik yang tidak jelas akhirnya. Disini jelas sekali bahwa tujuan yang hendak dicapai adalah kemakmuran. Definisi kemakmuran tentu berbeda bagi tiap-tiap orang, bisa berupa harta, pangkat, derajat atau mungkin kemakmuran yang lebih bersifat religius dan filosofis.<br /><br />Guna meraih tujuan itu, tentunya diperlukan adanya strategi yang tepat dan terutama do-able (dapat dijalankan). Untuk lebih jelasnya telah saya bahas dalam tulisan terdahulu soal MBO - SMART versi Drucker. Dalam konteks ini guna mencapai tujuan diperlukan HARDWORK (kerja keras) secara konsisten dan berkesinambungan. Bagi manusia modern dikenal adanya SMARTWORK, namun tetap saja roh dari semua itu adalah adanya persistensi dan determinasi yang konsisten dan terus berkesinambungan dalam jangka panjang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.<br /><br />Selanjutnya hal yang juga penting adalah FORTITUDE. Secara singkat fortitude adalah "dimilikinya sikap mental dan kekuatan secara emosional guna mengatasi setiap kesulitan, bahaya, maupun kondisi krisis yang ada". Wisdom ini merupakan suatu hal yang terpenting bagi manusia, utamanya seorang pengusaha (entrepreneur). Tanpa adanya fortitude maka sesorang menjadi lembek dan mudah menyerah dalam menghadapi suatu masalah. Padahal kita tahu persis bahwa galibnya kehidupan adalah adanya masalah atau kesulitan. Tanpa adanya masalah, hidup akan terasa monoton dan manusia akan mudah terjebak dalam zona nyaman (comfort zone) yang pasti cepat atau lambat akan membawanya menjadi manusia yang lemah, tidak kreatif, dan sangat rentan terhadap setiap perubahan yang terjadi. Menurut saya, wisdom ini mutlak dimiliki oleh orang-orang yang berkeinginan untuk mandiri.<br /><br />Wisdom selanjutnya adalah PATIENCE (kesabaran). Hal ini meski mudah diucapkan namun sejatinya merupakan hal yang paling sulit dilaksanakan. Persaingan yang sengit dan sikap manusia di lingkungan sekitar yang acuh tanpa etika membuat kita sadar atau tidak sadar terseret dalam pusaran gelap ketidaksabaran. Kita seringkali jadi sangat mudah marah untuk hal-hal yang sepele serta tidak berarti. Seri buku "Don't sweat for small stuffs" memberi banyak refleksi kepada kita tentang makna kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang kecil dan sepele guna menghindari kepusingan yang tidak perlu. Kesabaran serta pengendalian optimal membuat kita tetap FOKUS pada tujuan akhir yang hendak kita capai. Tak ada yang mudah dan instan untuk dilakukan, namun alangkah baiknya kalau kita mulai belajar melatihnya sedini mungkin.<br /><br />Demikian sekilas refleksi dari saya, semoga bisa berguna. Salam sukses!</span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-31183051011264699472009-03-10T20:59:00.002+07:002009-03-10T21:02:55.533+07:00STRATEGI TEBAS : Terjun Bebas (1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPxWam_ym05dbd7pIvpkkhxEXaDCfEhx3qI8Y-OIBS9qddQib9QeAQnVN7JvQtER94-7MVD-_qSN0iTOWte3TN7lBYShjsicoKDJUyM4hwSHUJtvcHGCqfUJqsaI7QHttM9P1vXmf9q5a/s1600-h/leap-sunny-sky.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPxWam_ym05dbd7pIvpkkhxEXaDCfEhx3qI8Y-OIBS9qddQib9QeAQnVN7JvQtER94-7MVD-_qSN0iTOWte3TN7lBYShjsicoKDJUyM4hwSHUJtvcHGCqfUJqsaI7QHttM9P1vXmf9q5a/s320/leap-sunny-sky.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5311558826185058610" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">Sewaktu ngobrol ringan bersama teman beberapa waktu lalu, terbetiklah suatu topik tentang keinginan mereka untuk terjun bebas menjadi pengusaha. Sewaktu saya melangkah menuju hal yang lebih praktis, barulah mereka mulai goyah dengan ide yang mulia tersebut dan mulai munculah berbagai macam alasan yang bisa digunakan sebagai "tameng" untuk menunda atau bahkan membatalkan niat menjadi pengusaha. Seseram itukah resiko terjun bebas menjadi pengusaha?<br /><br />Berdasarkan pengalaman yang telah saya rasakan, saya termasuk yang sepakat bahwa untuk menjadi entrepreneur adalah sangat mudah. Sama mudahnya memutuskan untuk makan di kala lapar atau minum di kala haus. Atau lebih ekstrem lagi seperti (maaf) buang hajat di kamar mandi, kali ini menurut Pak Purdhie. Makanya saya selalu heran bilamana bertemu rekan atau sahabat (puluhan jumlahnya) yang bolak-balik mengeluh betapa sulitnya memutuskan untuk menjalani hidup mandiri. Mereka punya berbagai alasan tentang kenapa takut untuk memulai petualangan baru sebagai pengusaha. Dari berbagai alasan tersebut, terdapat beberapa alasan yang dominan, misalnya: takut gagal, tidak ada modal, tidak ada ketrampilan, sudah punya tanggungan istri dan anak, dan iklim ekonomi yang kurang bersahabat. Semua hal itu menjadi momok yang menakutkan bagi rekan-rekan saya tatkala mereka berencana mendirikan usaha sendiri. Padahal saya tahu rekan-rekan saya itu memiliki skill, knowledge, pengalaman, network, dan bahkan capital yang jauh melebihi saya.<br /><br />Ada banyak rekan yang saya lihat sangat potensial dan saya yakini bakal menjadi pengusaha yang sukses namun sayang sekali tidak berani memutuskan mencoba menjadi pengusaha karena sudah terbelenggu oleh "penjara-penjara pikiran" yang dia ciptakan sendiri. Penjara yang membelenggu itu umumnya lebih disebabkan ketidaktahuan ataupun perspektif yang kurang tepat tentang konsep kewirausahaan. Umumnya ada 4 hal yang menjadi momok seseorang sebelum memutuskan terjun bebas menjadi pengusaha, yaitu:<br />1. Resiko Kegagalan<br />2. Minimnya Skill dan Knowledge<br />3. Kendala Modal, dan<br />4. Kondisi Ekonomi<br /><br />RESIKO KEGAGALAN<br /><br />Umumnya orang mengira bahwa pengusaha adalah seorang RISK TAKER yang bisa dibilang mirip-mirip dengan penjudi. Bisa kaya raya kalau menang, atau sebaliknya bisa jatuh miskin kalau kalah. Mungkin hal inilah yang menghambat sebagian orang untuk menjadi pengusaha, karena mereka takut kalau kegagalan akan membawa mereka ke jurang kemiskinan, oh seraaaaaaam. Namun demikian secara logika praktis dan empirik hal tersebut tidaklah 100% tepat. Memang benar dalam hal tertentu yang membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat seorang pengusaha dituntut untuk mau mengambil resiko atas pilihan yang dilakukannya. Saya pribadi cenderung berpendapat bahwa seorang pengusaha adalah RISK HANDLER yang baik.<br /><br />Kalau kita telaah, terdapat 2 faktor resiko bisnis yang ada, yakni UNCONTROLLABLE FACTOR dan CONTROLLABLE FACTOR. Untuk yang pertama memang dalam banyak hal tidak bisa kita hindari dikarenakan kita tidak memegang kendali penuh atas kejadian tersebut. Kejadian seperti bencana alam, huru-hara atau kejadian kahar (force majeure) yang lain memang susah diprediksi dan mau tidak mau harus kita hadapi. Namun perlu diingat bahwa kejadian tersebut tidaklah sering terjadi di Indonesia, atau setidaknya tidak sesering yang terjadi di Bangladesh. Sedangkan faktor kedua (controllable factor) merupakan faktor resiko yang paling lazim terjadi dalam suatu proses bisnis. Resiko bisnis jenis ini relatif bisa ditanggulangi dan sebenarnya bisa diantisipasi guna meminimalisir dampak yang ditimbulkannya. Dengan penerapan strategi-strategi manajemen yang sederhana seperti misalnya SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) analysis bisa membantu pengusaha untuk meminimalisir resiko yang bisa terjadi. Selain itu masih banyak tools ataupun strategi yang bisa kita gunakan untuk setidaknya mengurangi resiko bisnis yang mungkin timbul. Pengalaman atau jam terbang seseorang akan sangat berpengaruh dalam kemampuan untuk mengatasi resiko-resiko bisnis yang timbul.<br /><br />Selain hal teknis, terdapat faktor non teknis yang juga sangat amat penting adalah kemampuan BERPIKIR POSITIF (positive thinking) dalam memandang sesuatu. Kalau ada waktu, cobalah untuk terus-menerus mensugesti diri Anda dengan hal yang baik, nanti akan Anda alami hal-hal manis yang tidak Anda duga sebelumnya. Hal tersebut dikenal dengan istilah self-fulfiling prophecy. Juga yang terpenting senantiasa memohon kepada Tuhan agar dimudahkan langkah kita guna mencapai tujuan.<br /><br />Untuk artikel yang membahas "penjara-penjara pikiran" yang lainnya akan segera saya susulkan.<br /><br />"what man/woman believes, he/she can achieve it"</span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-24073845065929321322009-03-10T19:39:00.003+07:002009-03-10T20:07:21.897+07:00Sedikit Basa-Basi :D<span style="font-size:85%;">Tak terasa sudah cukup lama saya tidak memperbaharui konten blog saya. Kesibukan yang mendera dan juga yang terpenting kemalasan untuk menulis membuat saya lupa atau memang mungkin berpura-pura lupa meng-update isi blog saya. Hingga bulan ketiga tahun 2009 ini, belum pernah sekalipun saya menambah konten baru. Hasrat yang semula meredup sontak bangkit kembali sejak ada sapaan dari (calon) klien di salah satu bank syariah yang baru berdiri bahwa ternyata dia pernah membaca blog saya sebelumnya. Sayang saya tidak sempat bertanya lebih dalam soal kesan mengenai blog sederhana ini dikarenakan pembicaraan yang kami lakukan terhenti manakala lift yang akan membawanya turun dari lantai 24 telah tiba.<br /><br />Tapi sekilas saya menangkap bahwa (maaf bukannya GR) kalau rekan tersebut telah terkontaminasi virus nekad yang terus menerus coba saya tularkan untuk mengajak teman-teman untuk mencoba mandiri menuju jiwa merdeka sebagai pengusaha baru. Saya senang sekaligus bangga bilamana naskah-naskah saya yang singkat dan sederhana dalam blog ini bisa sedikit memprovokasi rekan-rekan untuk setidaknya MENCOBA menjalani kehidupan baru sebagai seorang pengusaha. AMIN<br /></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-40389371682003944662008-11-06T13:47:00.003+07:002008-11-06T14:26:50.155+07:00Pembicara Technopreneurship di Kanisius<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_LspX_cbIsDVABlzUEtPLyTZJX35pz0YZP5PrnFNQhwSizGJUgqJskoAak5blJIsmj_SK5hTYzy0VkkcXUb5HsYqlPp27kcthIrGYFnvNWLJ9ID01G58DgxG6HOknIi25MUFM6RfkENhb/s1600-h/Betley-Seminar.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_LspX_cbIsDVABlzUEtPLyTZJX35pz0YZP5PrnFNQhwSizGJUgqJskoAak5blJIsmj_SK5hTYzy0VkkcXUb5HsYqlPp27kcthIrGYFnvNWLJ9ID01G58DgxG6HOknIi25MUFM6RfkENhb/s320/Betley-Seminar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5265442555909403314" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Bulan lalu tepatnya hari Minggu tanggal 19 Oktober 2008, saya diminta staff kami untuk mengisi seminar dalam rangka Job Fair yang diselenggarakan oleh Alumni Kolese Kanisius Jakarta di daerah Jl. Raden Saleh. Ini memang bukan pengalaman pertama saya menjadi pembicara, namun kali ini cukup menarik saya sampaikan kepada pembaca karena ada beberapa hal yang mungkin berguna bagi rekan-rekan sekalian.<br /><br />Saat itu topik yang saya angkat adalah mengenai <span style="font-weight: bold;">Technopreneurship</span> yang sedang "in" dibicarakan akhir-akhir ini dan kebetulan sesuai dengan latar belakang saya sebagai entrepreneur di bidang Teknologi Informasi. Terus terang peran saya dalam acara tersebut menjadi agak ironis sebab acara yang diadakan saat itu sebenarnya adalah Job Fair alias Bursa Tenaga Kerja dimana banyak perusahaan yang membuka stand dalam acara tersebut guna merekrut calon pegawai. Sementara pada sisi lain saya justru "melarang" orang-orang untuk mencari pekerjaan. Saya mencoba menginspirasi peserta untuk membuat lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain. Meski agak ironis saya terus saja bersikap positif dan berpikir bahwa setidaknya saya menawarkan suatu alternatif solusi bagi mereka selain hanya sibuk berpikir untuk melamar pekerjaan saja.<br /><br />Selain saya, masih ada beberapa pembicara lain yang umumnya berlatar belakang HRD dan fokus untuk memperkenalkan perusahaannya sebagai tempat tujuan kerja yang menjanjikan. Peserta yang datang saat itu tidak terlalu banyak, mungkin hanya berkisar puluhan orang saja. Saya kurang jelas apa yang terjadi, apakah karena biaya masuknya yang Rp 10 ribu atau sebab-sebab lainnya. Saya berharap sepinya acara Job Fair tersebut dikarenakan orang-orang sudah malas melamar pekerjaan dan fokus untuk mengembangkan usaha sendiri atau bahkan memang pengangguran di Indonesia sudah habis...semoga!<br /><br />Dengan minimnya info peserta seminar yang akan berpartisipasi, saya mencoba untuk menyampaikan ide-ide dan konsep saya secara umum dengan bahasa yang sesederhana mungkin....tidak <span style="font-style: italic;">ndakik-ndakik</span> kata orang Jawa. Bagi yang berminat dengan slide presentasi saya bisa menghubungi saya via email betley@gmail.com.<br /><br />Tidak banyak yang saya sampaikan dalam acara tersebut mengingat waktu yang tersedia bagi saya sangatlah mepet dan dengan latar belakang peserta yang sangat heterogen dan ditambah sebagian menyimak presentasi saya sambil mengisi formulir lapangan kerja. Namun demikian antusiasme peserta cukup memadai, terutama ketika saya mengajukan beberapa pertanyaan yang "agak ekstrim" seperti soal analogi Kepala Anjing dan Ekor Naga. Selain itu terdapat sejumlah pertanyaan dari mereka soal apa dan bagaimana Teknopreneurship tersebut.<br /><br />Intinya tidak banyak yang berbeda diantara Entrepreneur dan Technopreneur. Satu hal yang pasti Technopreneur lebih fokus kepada bidang usaha yang secara langsung bersangkutan denagn teknologi, seperti misalnya teknologi informasi, mikrobiologi, nanoteknologi, dsb. Saya percaya bahwa Technopreneurship akan terus berkembang dengan pesat di Indonesia. Juga Technopreneurship memiliki suatu variabel yang sangat penting dan membedakannya dari Entrepreneurship yang konvensional. Variabel tersebut adalah kemampuan Technopreneur untuk secara optimal mendorong terciptanya <span style="font-weight: bold;">Value Added. </span>Berbeda dengan bisnis konvensional, industri teknologi bisa dibilang sangat minimal menggunakan bahan baku mentah yang langsung dieksploitasi dari alam. Tentu saja ini merupakan salah satu contoh dari bisnis yang ramah lingkungan (<span style="font-weight: bold;">Eco-friendly</span>) atau istilah kerennya <span style="font-weight: bold;">Green Business.<br /><br /></span>Disamping itu dalam banyak hal, bisnis teknologi dapat dimulai dengan modal yang sangat minim dan terutama sangat mengandalkan skill serta knowledge dari entrepreneur itu sendiri. Negara-negara seperti India, Ukraina, dan Israel memperoleh banyak pendapatan devisa dari industri berbasis teknologi. Dengan penguasaan teknologi yang semakin merata dan ditunjang dengan meningkatnya kemampuan sumber daya insani Indonesia, seharusnya Indonesia dapat lebih berperan dalam percaturan bisnis berbasis teknologi di dunia.<br /><br />Bila rekan-rekan, terutama mahasiswa atau rekan-rekan pelajar, tertarik untuk berdiskusi atau mengundang saya untuk berbicara mengenai topik<span style="font-weight: bold;"> Technopreneurship</span>, bisa menghubungi saya melalui <span style="font-weight: bold;">telpon (021) 386 1792 atau email betley@gmail.com</span>. Sepanjang acara tersebut bukan untuk kepentingan komersial saya akan menyampaikan presentasi tersebut secara <span style="font-weight: bold;">Free of Charge</span>.<br /><br />Thrilling quote:<br /><span style="font-weight: bold;">"I had no shoes and complained, until I met a man who had no feet"</span> <span style="font-weight: bold;">(source unknown)<br /><br /></span></span></span><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" ><span style="font-family:trebuchet ms;">Putar Nasib Jangan Menyerah!</span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"></span><br /><br /></span></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-39461144605351638562008-10-08T14:33:00.003+07:002008-10-08T14:49:48.376+07:00Sopo ubet, ngliwet!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioAJLWXw2hIgjAFS61fuLHi115yWBFQ0Il2-mlrgmvrohsT4reS5fp1jSTYiKi-XYstSNClpEuh-ZPtNn4EI764ZEA1keoFcY9AcxxB5VkAEofO_1xNaVvmt76s_XxyTaWLma1X3YrwBbn/s1600-h/i_objective.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 212px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioAJLWXw2hIgjAFS61fuLHi115yWBFQ0Il2-mlrgmvrohsT4reS5fp1jSTYiKi-XYstSNClpEuh-ZPtNn4EI764ZEA1keoFcY9AcxxB5VkAEofO_1xNaVvmt76s_XxyTaWLma1X3YrwBbn/s320/i_objective.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5254686489062102130" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Sopo ubet, ngliwet!</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kalimat pendek nan sederhana tersebut benar-benar menginspirasi saya. Kalimat tersebut berasal dari bahasa Jawa ngoko yang secara harafiah dapat diartikan sebagai berikut. Sopo=siapa, ubet=mau berusaha, ngliwet=dapurnya ngebul. Atau terjemahan bebas-nya kurang lebih berarti "...barang siapa yang mau berusaha sejatinya tidak perlu khawatir karena banyak peluang yang bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan hidupnya".</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Saya pribadi termasuk orang yang sangat percaya dengan makna kalimat tersebut. Sewaktu menemui penganggur, preman, atau pengemis di jalanan saya seringkali termenung dan benar-benar tidak bisa memahami apa yang ada di benak mereka. Kebanyakan dari mereka memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, malah mungkin secara fisik bisa dibilang jauh lebih sehat dari saya yang memiliki problem dengan tekanan darah dan obesitas. Intinya ternyata memang mindset, ya mindset yang ada di benak orang-orang tersebut. Namun dalam kesempatan ini saya tidak akan fokus untuk membahas mindset, namun saya akan lebih fokus dalam mendalami makna "ubet" alias berusaha.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ubet dalam khazanah budaya Jawa, setidaknya Jawa-Solo yang merupakan latar belakang penulis sejatinya memiliki makna dan falsafah yang cukup dalam. Ubet atau berusaha dapat dimaknai sebagai serangkaian proses, yang seringkali berliku-liku, untuk dapat keluar dari suatu problem yang dihadapi. Makna "ubet" lebih dari sekedar usaha biasa namun mengandung arti berusaha semaksimal mungkin dengan segala daya dan upaya juga dengan semua cara untuk mencapai tujuan yang kita harapkan. Tentu usaha tersebut harus sesuai dengan konteks falsafah nilai etika dan moral yang kita anut. Dalam "ubet" kita dituntut untuk mesti menstimuli otak kita secara kontinu dengan ide-ide baru untuk semakin melancarkan jalan kita mencapai tujuan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Namun demikian, falsafah “ubet” menurut penulis masih terasa sangat abstrak dan “gelap”. Oleh karena itu untuk membuatnya menjadi lebih terang, penulis mencoba menelahnya berdasarkan konsep tujuan dan strategi.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Secara ringkas konsep tujuan dan strategi dapat digambarkan sebagai berikut. Dalam semua hal hendaknya kita fokus pada TUJUAN atau lebih tepat direpresentasikan dalam kata OBJECTIVE. Meski sama-sama berarti tujuan, berbeda dengan GOAL, AIM, atau TARGET, OBJECTIVE lebih bersifat detil, terukur, dan yang penting realistis. Demikian juga dalam setiap aspek kehidupan, hendaknya kita memiliki OBJECTIVE yang jelas. Sebagai referensi kita dapat menggunakan konsep Management by Objective (MBO) yang diperkenalkan oleh Peter F. Drucker, seorang Guru manajemen yang merupakan figur anutan saya. Drucker menekankan bahwa OBJECTIVE yang baik hendaknya bersifat SMART, kependekan dari Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat diraih), Realistic (realistis) dan Time-bounded (terikat dengan target waktu). OBJECTIVE yang dirumuskan secara SMART memiliki karakteristik sebagai tujuan yang jelas, komperehensif dan yang penting dapat menjadi panduan yang memadai bagi kita untuk “ubet” mencapainya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Setelah memiliki OBJECTIVE yang SMART, lantas bagaimana? Untuk itu kita wajib memiliki STRATEGI yang kuat. Strategi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai “…cara, upaya, usaha-usaha untuk mencapai tujuan”. Bagi pemula, strategi yang digunakan sebaiknya merupakan strategi yang telah teruji kehandalannya. Jangan malu untuk MENIRU. Saya pribadi termasuk pengusaha yang tidak pernah malu mengakui bahwa dalam banyak keputusan bisnis yang saya ambil merupakan strategi yang saya tiru dari pengusaha lain yang lebih dulu berhasil. Logika saya ialah tidak ada salahnya kita meniru hal yang baik. Model ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) yang telah banyak diperkenalkan dalam seminar-seminar bisnis bagi saya merupakan metode yang efisien dan efektif untuk meminimalisir resiko bisnis terutama bagi pemula. Namun untuk yang sudah lebih berpengalaman sebaiknya memang bisa lebih merumuskan strategi yang inovatif dan bersifat out of the box atau sesuatu yang baru.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Langkah terakhir setelah merumuskan strategi yang sekiranya tepat guna meraih OBJECTIVE kita, maka kita memerlukan TAKTIK (tactic). Kalau strategi bersifat lebih umum dan tidak dapat langsung digunakan sehar-hari, maka taktik lebih bersifat sesuatu yang bisa diterapkan sehari-hari (day-to-day application). Kalau perlu jabarkan taktik tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dilaksanakan setiap hari selama jangka waktu tertentu seperti misalnya selama 3 atau 6 bulan kedepan. Namun meski demikian bukan berarti kita menjadi kaku dan tidak fleksibel terhadap situasi dan kondisi yang dinamis. Kelenturan dan sifat adaptif serta kemampuan membaca situasi dan memilih langkah yang tepat tetap merupakan variabel penting yang tidak boleh dikesampingkan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Demikian sekilas tentang konsep “ubet” beserta penjelasan ringkas berdasarkan sudut pandang manajement barat (western school), semoga dapat lebih member semangat kepada rekan-rekan untuk senantiasa “ubet” supaya bisa “ngliwet”. </span><br /></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-52499389360067545892008-08-14T19:49:00.002+07:002008-08-14T20:00:52.250+07:00Update LPIA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2opgBVO7yLkN4rSoKncEiDDh71zZzhno9R2e96T3EzTV-vFHmLHRKB6hvUeiieDuPwJnsXgI2RBnmJV_KyYa1FHj8yLKl2SSVGw0vVQfrqpuVnMqerG7xiBldNZV1hDMHQiPRBQSaDOx6/s1600-h/IMG00132.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5234357421441028018" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 188px; CURSOR: hand; HEIGHT: 278px" height="297" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2opgBVO7yLkN4rSoKncEiDDh71zZzhno9R2e96T3EzTV-vFHmLHRKB6hvUeiieDuPwJnsXgI2RBnmJV_KyYa1FHj8yLKl2SSVGw0vVQfrqpuVnMqerG7xiBldNZV1hDMHQiPRBQSaDOx6/s320/IMG00132.jpg" width="215" border="0" /></a><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">Sampai saat ini sudah sekitar 5 bulan saya memutuskan untuk menjalankan bisnis pendidikan dengan membeli satu franchise lembaga pendidikan bahasa Inggris dan komputer, LPIA. Seperti yang telah saya tulis pada posting saya terdahulu, cabang saya berlokasi di area Ciledug, tepatnya di Kompleks Ruko Dian Plaza, Jl. Raden Fatah, Tangerang.<br /></span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">Banyak hal yang semula tidak saya ketahui mengenai bisnis lembaga pendidikan dan franchise, namun akhirnya bisa saya serap dari pengalaman menjalankan bisnis LPIA ini. Dalam kesempatan ini saya akan coba sharing dengan rekan-rekan sekalian tentang pengalaman saya dengan harapan rekan-rekan dapat mengambil manfaat dan hikmah dari pengalaman saya baik yang positif ataupun yang negatif untuk selanjutnya dapat menjadi pertimbangan dalam membuka bisnis lembaga pendidikan.<br /></span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">Pengalaman tentang lembaga pendidikan:<br />1. Potensi pasar masih sangat luas, karena dari pengalaman saya ternyata memang kebutuhan pendidikan luar sekolah (non-formal) masih sangat menjanjikan. </span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">2. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa orang tua akan berusaha keras untuk mengusahakan agar anak-anaknya memperoleh pendidikan yang memadai. Beberapa kali saya mengetahui dari manajer cabang saya bahwa orang tua menegoisiasikan terms pembayaran kursus dikarenakan anaknya ingin sekali mengikuti kursus tersebut namun orang tuanya dalam kondisi masih kekurangan. Banyak murid kami berasal dari keluarga yang kurang berada seperti tukang ojek, pedagang kecil atau pekerja serabutan namun memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. </span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">3. Dalam konteks LPIA Cabang kami, bulan-bulan yang agak sepi peserta biasanya adalah sekitar bulan Mei-Juni dimana anak-anak sedang libur sekolah dan bulan-bulan puasa dan menjelang lebaran. Oleh karena itu diperlukan kemampuan manajemen cash flow yang memadai supaya tidak terjadi minus. Alhamdullilah sampai saat ini kami belum pernah minus. </span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">4. Diperlukan kreativitas dari manajer cabang dan koordinator akademik (Bahasa Inggris dan Komputer) untuk membuat program-program baru yang mampu menarik minat calon peserta kursus. Program-program baru tersebut sebisa mungkin dibuat sederhana namun dapat sesuai dengan kebutuhan dari pasar, misalnya untuk cabang kami diciptakan program baru Matematika Digital atau juga Digital English yang pada dasarnya hanya merupakan penggabungan dari beberapa program yang telah ada. </span></div><br /><div><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">5. Terdapat tren penurunan minat untuk kursus Bahasa Inggris namun dilain pihak terjadi peningkatan yang signifikan untuk peminat kursus komputer. Kami mensiasatinya dengan membuat beberapa program komputer baru yang meskipun terasa sederhana namun dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.</span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;">6. Diperlukan adanya program-program promosi untuk semakin mengukuhkan brand cabang ke masyarakat sekitar. Manajer cabang kami secara rutin memasang materi-materi promosi seperti spanduk, menyebar brosur, dan melakukan open house untuk semakin memperkenalkan cabang kami. Disamping itu dia juga aktif menyelenggarakan pertemuan dengan guru-guru atau orang tua murid di sekitar lokasi cabang. Meskipun sederhana, ternyata cara-cara seperti ini tetap manjur untuk memperoleh tambahan murid baru.</span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;"></span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;">Disamping penjelasan diatas, masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Pada tulisan berikutnya saya akan berbagi tips untuk memilih dan mengelola usaha franchise.</span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;"></span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;">Semoga berguna, SALAM SUKSES!</span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:85%;"></span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;font-size:130%;"><strong>PUTAR NASIB -- JANGAN PERNAH MENYERAH!</strong></span></div><br /><p><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;"></span></p><br /><p><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;"></p></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;"><div><br /></span></div>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-60340772950525118452008-05-22T19:57:00.003+07:002008-05-22T20:19:48.255+07:00Gaji Papa Berapa?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga-3LO2Q2n_P2KVuHZEm9SYfX6bk1R9SGzioHgKQkTm-s3O-rrBwVrbyHsxL62ql0BuAsy7nGaOG88yemCboM6EdQxBym5XTF22PIGGG8Fp5zG_D_fVQMp6gyL6eELOa5nyiczxv3D0TtJ/s1600-h/clock.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 147px; height: 141px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga-3LO2Q2n_P2KVuHZEm9SYfX6bk1R9SGzioHgKQkTm-s3O-rrBwVrbyHsxL62ql0BuAsy7nGaOG88yemCboM6EdQxBym5XTF22PIGGG8Fp5zG_D_fVQMp6gyL6eELOa5nyiczxv3D0TtJ/s320/clock.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5203191130603661154" border="0" /></a><br /><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:85%;">Setelah lama tidak mengecek email pribadi saya, hari ini saya sempatkan untuk mengeceknya. Dari sekian ratus email yang kebanyakan berupa spam, saya menemukan satu email yang cukup menyentuh hati saya. Email ini hasil forward dari teman, dan saya yakin ada diantara rekan-rekan yang pernah membacanya. Naskah dalam email ini makin menguatkan tekad saya untuk berusaha keras untuk menjadi pengusaha yang pas-pasan...maksudnya pas pengen beli rumah ada duit, pas pengen beli mobil ada duit, pas pengen liburan ada duit...hehehehe.<br /><br />Menjadi wirausahawan menawarkan kemilau kegemilangan meskipun juga selalu ada kemungkinan untuk tergelincir dalam lembah kegagalan. Tapi setidaknya kegagalan sebagai manusia pemberani yang berani mencoba, bukan manusia yang tidak berani menghadapi tantangan. Namun diluar semua hal itu, yang terpenting adalah menjadi pengusaha menawarkan kebebasan. Baik kebebasan waktu (freedom of time) dan kebebasan untuk berkreasi mewujudkan ide kita.<br /><br />Kembali ke soal email, setelah membacanya semakin menguatkan tekad saya untuk berusaha keras menjadi pengusaha yang berhasil. Dalam artian berhasil menciptakan sistem dimana roda organisasi bisa berjalan tanpa kita perlu kita mencurahkan sebagian besar waktu kita untuk mengurusi usaha tersebut. Hal tersebut hanya mungkin bila kita sedari awal menciptakan organisasi dengan manusia yang berkualitas, sistem yang tertata dengan baik, pola desentralisasi pekerjaan yang terkontrol, dan produk yang berkualitas tinggi. Dengan demikian kita bisa memiliki waktu yang lebih banyak untuk keluarga.<br /><br />Berikut isi email tersebut:<br />=========================================================================================<br /><br /><span style="font-size:180%;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;font-size:11;" >Gaji Papa Berapa ??</span></span></span><div style="margin: 0px;font-family:trebuchet ms;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:85%;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:11;"><b><br /></b></span></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Seperti biasa andre, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya Ia sudah menunggu cukup lama.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Kok, belum tidur ?" sapa andre sambil mencium anaknya.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika IA pulang Dan baru terjaga ketika Ia akan berangkat ke kantor pagi Hari.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap Hari Papa bekerja sekitar 10 jam Dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Sabtu Dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Sarah berlari mengambil kertas Dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu Dan menyalakan televisi. Ketika andre beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu Hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah andre</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- enggak ?"</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Tapi Papa..."</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Kesabaran andre pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Usai mandi, andre nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Sambil berbaring Dan mengelus kepala bocah kecil itu, andre berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab andre</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya andre lembut.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.</span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; min-height: 16px;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><div style="margin: 0px; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: Verdana; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 13px; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:85%;" >andre pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.</span></div><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:85%;" ><br /></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-81335012895208863692008-04-21T10:44:00.004+07:002008-04-21T11:36:47.643+07:00Harga Sebuah Motivasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkHvZ7KPa97dDpUczJ1m2V3jWV8vEJppcGQL_wshMZI9bg4m_tnwthwGEuubRJWDwRUTp11fO3LgAMwm2dDJy3uFsG6cr0mDytWgx6QEFZ0vZnXoCp4SXwjNfEHRaXBPZ4KlFXdNKJtYOP/s1600-h/man+%26+sky.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 203px; height: 270px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkHvZ7KPa97dDpUczJ1m2V3jWV8vEJppcGQL_wshMZI9bg4m_tnwthwGEuubRJWDwRUTp11fO3LgAMwm2dDJy3uFsG6cr0mDytWgx6QEFZ0vZnXoCp4SXwjNfEHRaXBPZ4KlFXdNKJtYOP/s320/man+%26+sky.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5191550974247864354" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">Pagi ini dalam perjalanan menuju kantor, saya menyempatkan diri mendengarkan radio SMART FM. Radio ini merupakan salah satu siaran radio favorit saya karena banyak mengetengahkan acara yang informatif dan memberi saya "Vitamin Kehidupan", istilah yang saya adopsi dari Mas Fikri salah satu direktur di LPIA. Siaran pagi ini mengulas tentang training motivasi dan seminar Adam Khoo, seorang trainer motivator kelas wahid dari Singapura. Saya pribadi tidak terlalu mengikuti sepak terjang Pak Adam ini meskipun saya tahu beliau ini pasti seorang superstar motivator sekelas Pak TDW (Tung Desem Waringin), Andri Wongso, atau bahkan bisa jadi sekelas Anthony Robbins. Setidaknya saya pernah baca blog seorang teman yang luar biasa bangganya bisa dirangkul Adam Khoo sambil memuat foto tersebut pada laman blog-nya.<br /><br />Mulanya saya mengikuti acara tersebut dengan khidmat sambil melintasi tol Jagorawi yang seperti lazimnya hari Senin banyak dipadati mobil mewah para pajabat dengan membawa "centeng" bersirene yang tanpa kenal malu memaksa rakyat biasa seperti saya untuk menepi layaknya hamba sahaya mempersilahkan tuannya melaju di jalanan. Namun kekhidmatan saya berubah manakala pada saat sesi tanya jawab interaktif dengan pendengar dibuka. Saat itu ada salah satu penelpon yang menyampaikan uneg-unegnya atau lebih tepatnya rasa sesalnya karena selama ini tidak mampu mengikuti pelatihan dan seminar motivasi semacam itu dikarenakan mahalnya biaya yang harus dikeluarkannya. Sebagai karyawan rendahan dengan gaji yang tidak seberapa, dia merasa tidak akan mampu menjangkau biaya pelatihan dan seminar tersebut yang umumnya berbandrol jutaan atau semurah-murahnya ratusan ribu. Biasanya biaya sebesar itu masih dikotak-kotakkan lagi dalam kelas Platinum, Gold, Silver, dsb. Belum lagi pada kenyataan bahwa umumnya acara-acara tersebut diadakan pada jam-jam kerja yang semakin mempersulit sang penelpon tersebut untuk mengikutinya. Demi mendengar komentar penelpon tersebut tanpa sadar dahi saya berkerut dan jantung saya mulai berdegub lebih kencang. Masya Allah....<br /><br />Selama ini seperti Bapak yang menelpon tadi, saya juga merasakan hal yang sama. Demi menangguk motivasi dari para trainers motivators kelas wahid tersebut saya mesti berusaha keras menyisihkan pendapatan saya yang mestinya bisa saya gunakan untuk menabung, tambahan modal usaha, atau mungkin untuk bersedekah. Karena gagal menyisihkan pendapatan untuk mengikuti training dan seminar motivasi, seingat saya hanya beberapa seminar motivasi yang saya ikuti. Diantaranya yang paling saya ingat adalah seminar Pak Purdie Chandra yang "cuma" berbiaya 125.000 saja. Seminar tersebut pada dasarnya merupakan "preview" semata untuk mempromosikan kepada peserta seminar agar mengikuti pelatihan pada Entrepreneur University.<br /><br />Selama ini, mata batin saya tertutup dengan kenyataan semu yang saya ciptakan sendiri bahwa untuk sukses dan mengaliri sekujur badan kita dengan motivasi maka kita perlu membayar para superstar trainer dan motivator tersebut untuk mengguyuri kita dengan hentakan, ledakan-ledakan, dan teriakan pembangkit motivasi. Saya lupa dengan kenyataan hakiki bahwa pada dasarnya kita bisa menciptakan inspirasi dan motivasi dari dalam diri kita sendiri. Saya lupa atau pura-pura tidak tahu bahwa sumber motivasi dan inspirasi itu bukan dimana-mana tetapi ada dalam diri kita sendiri. Sumber motivasi tersebut sesungguhnya memiliki kekuatan maha dahsyat mengalahkan ribuan kata, hentakan, atau teriakan dari semua superstar motivator yang ada di dunia ini.<br /><br />Coba Anda tatap dengan penuh penghayatan mata pasangan Anda, mata anak Anda, atau mata orang tua Anda. Disana terpancar sumber inspirasi dan motivasi maha dahsyat yang tidak akan tertandingi oleh superstar motivasi sehebat apapun. Lihatlah mereka dengan seksama sewaktu mereka tertidur pada malam hari. Tubuh-tubuh penuh kepasrahan yang mengharapkan kita sebagai kepala keluarga untuk senantiasa berjuang segenap tenaga menghidupi mereka dengan segala daya upaya kita. Selama ini saya lupa, bahwa itulah sumber inspirasi dan motivasi yang sesungguhnya!<br /><br />Oleh karena itu, untuk saudaraku yang tidak mampu mengikuti seminar motivasi yang menjanjikan sesuatu yang luar biasa, dahsyat, dsb. Janganlah berkecil hati, sumber motivasi yang sesungguhnya itu tidak dimana-mana dan bukan apa-apa. Motivasi ada di dalam hati kita. Dan juga selalu ingatlah, "Gusti ora sare" atau "Tuhan tidak tidur". Dengan berjuang segenap hati dilandasi kejujuran niscaya keberhasilan akan kita raih.<br /><br />Salam.<br /></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-24716689352154747002008-04-01T19:00:00.005+07:002008-04-01T21:00:29.423+07:00Action!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRIHVDvuKjSB07PgZMY_ZyTbC0F4S6XNJcWzvFMrL6yephg3dlAoO3wIzPGMbCKfBQujt30Sk_fz1j_7iZyxmRc_ZVkB-gorMYn01lVyfkQ16lethSLSreXPvsfQuFe-32UhrK0VRLb6kQ/s1600-h/Sky+is+the+limit_WEB_WEB.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 176px; height: 256px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRIHVDvuKjSB07PgZMY_ZyTbC0F4S6XNJcWzvFMrL6yephg3dlAoO3wIzPGMbCKfBQujt30Sk_fz1j_7iZyxmRc_ZVkB-gorMYn01lVyfkQ16lethSLSreXPvsfQuFe-32UhrK0VRLb6kQ/s320/Sky+is+the+limit_WEB_WEB.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5184276271590061154" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;">Bicara soal mimpi, saya punya banyak hal dalam hidup ini yang mungkin layak diceritakan. Tentu saja mimpi yang saya ingin ceritakan kali ini adalah mimpi dalam konteks membangun bisnis baru. Dulunya saya jelas karyawan tulen, pagi masuk jam 8 dan pulang jam 5 teng, TengGo! Belum lagi dulu belum ada libur Sabtu, jadi suka nggak suka tiap Sabtu harus masuk meski cuma setengah hari dan kerjaan nyaris tidak ada alias cuma "nongkrongin" kantor. Walhasil kondisi demikian membuat saya banyak bermimpi untuk melakukan hal-hal lain diluar kerjaan saya sebagai karyawan.<br /><br />Salah satu impian saya adalah membangun suatu korporasi bisnis yang besar. Saya selalu terheran-heran setiap kali mendengar ada konglomerat yang meresmikan bisnis barunya. Pada masa jayanya, konglomerat Liem Sioe Liong diketahui memiliki tak kurang dari 700 perusahaan! Kalau sehari dia mengunjungi 1 perusahaannya, maka setidaknya dia perlu hampir 2 tahun untuk menyelesaikan. Kalau Oom Liem saja demikian, bagaimana dengan boss Toyota atau boss2 yang lain? Benar-benar tidak masuk diakal saya waktu itu. Maklum waktu itu saya belum terbayang soal delegasi wewenang dan desentralisasi kekuasaan.<br /><br />Mimpi-mimpi saya tentang memiliki korporasi terus bergulir dari waktu ke waktu tanpa adanya tindak lanjut yang memadai. Sampai akhirnya saya memutuskan berhenti kerja dan berangkat untuk studi lanjut. Sepulang dari studi (2005) baru saya mulai serius untuk mencoba merealisasikan mimpi saya. Pikir saya waktu itu sederhana saja, mumpung lagi dalam kondisi susah sebagai pengangguran yang otomatis nggak ada penghasilan sama sekali maka sebaiknya saya mencoba saja sekalian terjun sebagai entrepreneur.<br /><br />Waktu memutuskan mencoba sebagai pengusaha saya menemukan banyak kendala-kendala yang terutama berhubungan dengan hal-hal yang sebenarnya bersifat minor, alias tidak substansial. Saat itu saya terlalu banyak berpikir untuk hal-hal yang sifatnya legal-formalistik, seperti misalnya soal bagaimana bentuk badan hukumnya (PT atau CV), bagaimana cara membuka account bank, soal pajak, kantor, hingga soal rekrut karyawan. Hal tersebut cukup membuat saya pusing hingga sempat berpikir untuk kembali menjadi karyawan saja. Namun setelah teringat akan mimpi saya dahulu untuk membuka usaha sendiri maka saya memutuskan untuk "rawe-rawe rantas, malang malang putung" alias pantang mundur.<br /><br />Solusi-nya saya mulai aktif minta pendapat kepada senior-senior saya yang sudah lebih dulu membuka usaha, juga aktif join miling list kewirausahaan, membaca buku-buku yang relevan, dan aktif mengikuti seminar motivasi (terutama yang gratis..hehehe). Pelan tapi pasti saya mulai menyerap berbagai macam pendapat sampai akhirnya saya menyadari bahwa langkah awal untuk membuka usaha ternyata cuma satu hal, yakni ACTION!<br /><br />Bertahun-tahun saya cuma bermimpi dan hasilnya nihil. Mirip drama legendaris Waiting for Godot-nya Sam Beckett dimana sampai akhir pertunjukkan sang tokoh "Godot" tidak juga muncul di pentas. Intinya memang action, action, dan action! Jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak substansial. Kalau rekan-rekan memiliki ide bisnis, sebaiknya langsung direalisasikan dan jangan hanya berhenti pada tataran mimpi dan wacana. Berpikir dan membuat Business Plan memang penting, namun jangan sampai hal tersebut menghalangi langkah Anda untuk membuka usaha.<br /><br />Sekali lagi, kalau Anda memiliki ide bisnis apapun itu, maka segeralah menindaklanjutinya dengan hal-hal yang lebih taktikal. Ingatlah selalu pepatah Cina kuno, " <span style="font-weight: bold;">The journey of a thousand miles begins with a single step!</span>'<br /><br />SUKSES SELALU UNTUK REKAN-REKAN!<br /><br /></span></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-48482960493850176832008-03-12T12:56:00.005+07:002008-03-12T13:22:35.778+07:0014 + 1 Nasehat dari Sahabat<a style="font-family: trebuchet ms;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXwWKoRQPl1IDVXr9hIAXIu3zqGk1gtDYumgcVllSXerTWRH7UtAP79FhoMh7IT2MUO3RnQ8j82hyphenhyphenVZ6lQZrX0zs1cFL_Fa-mGLsdwfdtPzwz_wz81OGQ68ACv0KSVpwKwP1IFovRpCFCu/s1600-h/inspiration1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 209px; height: 154px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXwWKoRQPl1IDVXr9hIAXIu3zqGk1gtDYumgcVllSXerTWRH7UtAP79FhoMh7IT2MUO3RnQ8j82hyphenhyphenVZ6lQZrX0zs1cFL_Fa-mGLsdwfdtPzwz_wz81OGQ68ACv0KSVpwKwP1IFovRpCFCu/s320/inspiration1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176731952661351314" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >Pekan lalu suatu siang masuk SMS dari rekan, saya sangat yakin dia tidak membuatnya sendiri namun sekedar mengalihkan (forward) SMS tersebut kepada saya. Mulanya saya tidak terlalu mengacuhkannya mengingat SMS hasil alihan biasanya tidak terlalu penting. Namun sekira 2-3 jam kemudian sewaktu duduk termenung menunggu teman saya iseng buka SMS tersebut, ternyata isinya cukup inspiratif. Bisa dikatakan bahwa naskah dalam SMS tersebut telah mengingatkan saya akan beberapa hal yang telah terlupa atau sengaja saya lupakan dalam hidup ini. Berikut petikan SMS tersebut dengan sedikit tambahan dari saya, semoga berguna bagi rekan-rekan semua untuk memulai hari baru.<br /></span><ol style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><li><span style=";font-size:85%;" >SENYUM. Sapalah semua orang disekitarmu dengan senyum.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >PERHATIKAN KESEHATAN. Jangan lupa berolahraga dan minum vitamin apabila perlu.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >BEBASKAN KREATIFITAS. Salurkan hobbymu yang positif.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >BERSIKAP MANIS. Pada semua orang.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >MENDENGAR. Belajar mendengar pendapat orang lain.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >PUJIAN. Jangan pelit memuji orang lain bila memang berhak.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >TERIMALAH PUJIAN. Jangan sungkan menerima pujian dari orang lain.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >TEPAT WAKTU. Bilamana memungkinkan datanglah lebih awal.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >BERKATA TIDAK. Jangan takut atau gengsi untuk berkata tidak kalau memang tidak bisa.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >MENABUNG. Sisihkan harta untuk masa depan.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >RENCANAKAN KEGIATAN. Mulailah memanfaatkan buku agenda untuk merencanakan kegiatan.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >TAMBAH ILMU. Bacalah buku baru, ikuti workshop, seminar atau apapun yang berguna.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >REKREASI. Bilamana mungkin pikniklah bersama keluarga, kerabat atau sahabat.</span></li><li><span style=";font-size:85%;" >LAKUKAN HAL BARU. Pelajari hal-hal yang baru setiap minggu atau bulan</span></li></ol><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >Last but not least, salah satu yang paling penting ialah:<br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:85%;" > 15. </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >SEDEKAH. Mulailah menyisihkan sebagian pendapatan kita untuk mereka yang berkekurangan.</span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">SALAM SUKSES 2008!</span></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-50924590934531041992008-03-11T17:55:00.008+07:002008-03-11T20:53:09.807+07:00Akhirnya Investor Juga!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisM1ZLzkwEpwuk5B4Jy1-S6B73xUG4fzuD58C4zDW85trCORH8P-LOMCKtuk74qFVxm-Tfho-ggxic32E3v5Vpq0jhOLB3PIlY-LfbEamLOURyEnPWo3i4uQC5s5S0Ed5v2V7LtyvaCq-y/s1600-h/LPIA-Dian-Plaza-Ciledug.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisM1ZLzkwEpwuk5B4Jy1-S6B73xUG4fzuD58C4zDW85trCORH8P-LOMCKtuk74qFVxm-Tfho-ggxic32E3v5Vpq0jhOLB3PIlY-LfbEamLOURyEnPWo3i4uQC5s5S0Ed5v2V7LtyvaCq-y/s200/LPIA-Dian-Plaza-Ciledug.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176437146106153826" border="0" /></a><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Kalau Anda sering menonton Trans TV mestinya sedikit banyak bisa menangkap maksud saya memberi judul posting ini dengan "Akhirnya Investor Juga!". Tentu saja saya tidak bermaksud untuk mempromosikan acara tersebut kepada Anda, meskipun saya merupakan penggemar acara "Akhirnya Datang Juga" pada stasiun Trans TV. Meski tidak berhubungan secara langsung, <span style="font-style: italic;">sharing</span> saya berikut kurang lebih mirip dengan konsep acara tersebut, terutama dalam soal membuka "pintu" baru.<br /><br />Setelah 6 tahun berk</span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">arir sebagai pegawai, dan 3 tahun sebagai <span style="font-style: italic;">entrepreneur</span> akhirnya bulan Maret 2008 ini saya menapak jenjang baru sebagai seorang investor. Memang belum memiliki 100%, tapi meski porsinya hanya sebagian kecil saja, namun inilah tonggak awal untuk masuk ke "pintu" baru yang bernama dunia investasi. Meskipun telah beberapa waktu saya bergelut dengan <span style="font-style: italic;">entrepreneurship</span>, namun dunia investasi masih merupakan hal yang benar-benar baru bagi saya. <span style="font-style: italic;">Well, we never know until we try it!</span><br /><br />Karena masih disibukkan dengan usaha utama saya yang bergerak di bidang <span style="font-style: italic;">software house</span> dan <span style="font-style: italic;">system integration </span>serta kesibukan sebagai dosen dan pembimbing skripsi pada beberapa universitas yang membuat waktu saya terbatas, maka saya berfikir untuk membeli <span style="font-style: italic;">franchise </span><span>dari lembaga yang sudah ada</span>. Dalam hemat saya membeli <span style="font-style: italic;">franchise</span> memungkinkan kita untuk memiliki usaha tanpa mesti <span style="font-style: italic;">full-time</span> berkecimpung didalamnya. Kali lain saya akan coba <span style="font-style: italic;">sharing</span> ke rekan-rekan </span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">perspektif saya tentang dunia <span style="font-style: italic;">franchise.</span><br /><br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtVQ5VYhP5NmwavnIE4KRklhpYBDCYgZKlQLoE5pOvcagj8BBlLda1dirdKcZycVneIf3XmysEUTy7rmjuc_SCLpod_m-iKy51lxJPK_BsOlpnB18p_SqnrYyWrQVp9_clGSWVKDK0Cz67/s1600-h/lpia.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 99px; height: 74px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtVQ5VYhP5NmwavnIE4KRklhpYBDCYgZKlQLoE5pOvcagj8BBlLda1dirdKcZycVneIf3XmysEUTy7rmjuc_SCLpod_m-iKy51lxJPK_BsOlpnB18p_SqnrYyWrQVp9_clGSWVKDK0Cz67/s200/lpia.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176481513118321538" border="0" /></a><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Setelah berpikir secara matang dan mempelajari peluang pada bisnis ini, akhirnya saya memutuskan untuk membeli <span style="font-style: italic;">franchise</span> Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris & Komputer LPIA (Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika). Karena modal ya</span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">ng terbatas namun keinginan untuk menjadi investor yang sangat menggebu, maka akhirnya saya coba </span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">merayu paman yang kebetulan hendak memasuki masa pensiun untuk membantu saya dalam bidang pendanaan. Alhamdulillah - puji Tuhan, beliau bersedia! <span style="font-style: italic;">The new dawn has finally arrived!</span><br /><br />Kenapa bisnis pendidikan? Bagi saya, selain peluang pasar yang masih terbuka dan berarti secara finansial masih menjanjikan, bisnis pendidikan menawarkan sesuatu yang tidak ditawarkan oleh bidang bisnis yang lain. Selain membuka lapangan kerja yang sangat luas (setidaknya 20-30 orang), bisnis pendidikan memberikan peluang kita untuk "menularkan" ilmu yang baik kepada masyarakat luas guna membantu mereka memperoleh masa depan yang lebih baik, Insya Allah!<br /><br />Gambar diatas saya ambil minggu lalu sewaktu ruko yang saya tempati sedang dalam masa persiapan. Insya Allah akan dibuka secara resmi pada hari Senin, 17 Maret 2008. Meskipun demikian per 1 Maret 2008 kemarin proses <span style="font-style: italic;">soft-launching</span> sudah dimulai dan berdasarkan laporan terakhir sudah sekitar 7 murid yang mendaftar. Saya ingat minggu lalu kami memasang spanduk pertama pada sekitar pukul 11.00 siang dan sekitar pukul 12.00 kami sudah memperoleh murid pertama kami. Alhamdullilah!<br /><br />Oh ya, cabang kami secara resmi bernama:<br /><span style="font-weight: bold;">LPIA Cab. Dian Plaza Ciledug, Jl. Raden Fatah no.8A, Kab. Tangerang.</span><br />Mohon doa restu dari rekan-rekan semoga usaha kami ini dapat berjalan dengan lancar.<br /><br />Salam Sukses!<br /><span style="font-weight: bold;">Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time ! </span>(Thomas A. Edison)</span></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-85159365178804395512008-03-11T16:04:00.003+07:002008-03-11T20:11:01.164+07:00Kepala Anjing atau Ekor Naga?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3zQIBMRyk4bk7-dzUiLgUP925YtUbEhy4CYOTxW4IKIFNiU8R2Dme4Osesi0h1AUEv0K-iifxdwyEpNdI1Fdf4l4vAjYlvjV3STlE28hHmNnf4iTIAQjM2R_F5SpvcrBoHFRAI2k_d4qx/s1600-h/Dog-Head.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3zQIBMRyk4bk7-dzUiLgUP925YtUbEhy4CYOTxW4IKIFNiU8R2Dme4Osesi0h1AUEv0K-iifxdwyEpNdI1Fdf4l4vAjYlvjV3STlE28hHmNnf4iTIAQjM2R_F5SpvcrBoHFRAI2k_d4qx/s200/Dog-Head.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176457444121594738" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Didedikasikan untuk Mas Iwan dan rekan2 yang akan/ingin menjadi wirausahawan!</span><br /><br />Beberapa tahun silam, saya pernah membaca sebuah artikel atau lebih tepatnya opini dari seseorang tentang pilihan-pilihan yang tersedia dalam menjalani hidup. Pertanyaan yang diajukan oleh sang penulis (sayang Anonim) sangat provokatif dan membuat saya, yang waktu itu dalam posisi yang lumayan empuk sebagai seorang <span style="font-style: italic;">sales group manager</span> pada salah satu perusahaan IT terkemuka di Jakarta, terhenyak bukan kepalang. Tulisan 3 alinea pada salah satu website majalah yang tampak tidak terurus itu benar-benar "menghantui" dan membuat saya "panas-dingin" untuk waktu yang sangat lama. Kira2 saya membaca tulisan tersebut pada sekitar tahun 2002 atau sekitar 6 tahun yang lalu, namun saya masih ingat persis apa isi tulisan tersebut.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Spontan dan Radikal</span><br />Mulanya saya kurang paham dengan analogi yang coba dibangun oleh sang penulis tentang komparasi ekor naga dan kepala anjing. Dengan sangat provokatif sang penulis mencoba memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kenikmatan dan juga tentu keruwetan yang musti dijalani oleh manusia-manusia pemberani yang disebut wirausahawan (<span style="font-style: italic;">entrepreneur</span>).<br /><br />Sang penulis bercerita bahwa secara spontan dan radikal dia memutuskan "memecat" boss-nya untuk selanjutnya memutuskan membuka usaha sendiri. Jangan dibayangkan bahwa dia akan membuka usaha yang <span style="font-style: italic;">wah</span> atau kompleks setelah dia keluar dari tempat kerjanya yang lama. Setelah keluar, dia memutuskan untuk membuka arena permainan <span style="font-style: italic;">Play Station</span> (PS), benar saudara-saudara PS. Tidak tanggung-tanggung dia langsung membuka 2 lokasi arena permainan PS sekaligus.<br /><br />Modal usaha dia peroleh dari hasil menabung selama bertahun-tahun dari gaji yang diperolehnya <span style="font-style: italic;">plus</span> ngutang sana-sini dari rekan atau kerabatnya. Mulanya usaha PS tersebut berjalan dengan baik, indikasinya ialah pendapatan perbulan yang dia peroleh pada bulan pertama setelah membuka usaha tersebut sudah mendekati gaji bulanan yang sebelumnya ia peroleh. Namun karena beberapa faktor yang tidak dia sebutkan secara spesifik, usaha tersebut akhirnya tidak berjalan sebagaimana mestinya dan akhirnya benar-benar bangkrut! Kapokkah dia?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ekor Naga atau Kepala Anjing?<br /></span>Ternyata tidak sama sekali saudara-saudara!<br />Mulai dari sinilah saya belajar tentang konsep ekor naga dan kepala anjing itu. Secara gamblang dan tanpa basa-basi sang penulis dengan tegas menyampaikan bahwa tidak ada sebersit-pun rasa sesal yang ada pada dirinya sehubungan dengan keputusannya untuk keluar dari tempat bekerjanya yang lama dan memutuskan untuk memulai usaha. Dengan keyakinan dan mental juara yang sangat luar biasa sang penulis tersebut memutuskan memulai usaha baru (yang tidak ia sebutkan) dari bawah bersama rekan-rekannya sambil terus berusaha mengambil hikmah dari kegagalan yang telah dihadapinya.Dia berprinsip bahwa sehina-hinanya anjing, bila kita menjadi "kepala-nya" masih jauh lebih baik daripada sekedar menjadi ekor dari seekor naga yang dianggap salah satu hewan paling mulia. Kenapa demikian?<br /><br />Walau sang penulis tidak memberikan penjelasan yang memadai soal ini namun saya memiliki beberapa argumen yang mendukung pendapat tersebut. Pada kepala, baik manusia ataupun hewan, terdapat otak dan pusat kontrol syaraf yang mengendalikan keseluruhan gerak tubuh dari makhluk tersebut. Bayangkan bila manusia atau hewan yang tidak berkepala... Kecuali untuk konsumsi film horror, rasanya tidak mungkin makhluk tersebut bertahan hidup. Belum lagi fakta bahwa pada kepala terdapat hampir sebagian besar indera seperti mata, hidung, mulut, dan telinga.<br /><br />Sedangkan ekor, meski <span style="font-style: italic;">debatable</span> tapi rasa-rasanya tanpa ekor hewan masih sanggup bertahan hidup. Setidaknya terbukti pada almarhum anjing saya Bruno yang musti "diamputasi" ekornya gara-gara suatu penyakit. Juga fakta bahwa ekor selalu terletak pada bagian paling belakang dan tersembunyi yang gerakannya akan sangat tergantung pada perintah dari sang otak yang ada di kepala.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pelajaran yang dapat Dipetik<br /></span>Anda boleh memiliki penafsiran yang berbeda tentang analogi ekor naga dan kepala anjing tersebut, namun saya yakin kita memiliki beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari sang penulis (yang mulia) tersebut. Dengan menjadi kepala, meskipun baru level "kepala anjing", kita memiliki beberapa kelebihan yang luar biasa dibanding hanya menjadi "ekor naga". Kelebihan tersebut terletak pada kebebasan untuk menentukan nasib kita sendiri pada kelak kemudian hari. Selain itu dengan membuka usaha sendiri kita memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mengaktualisasikan potensi yang kita miliki sesuai dengan tujuan hidup yang kita impikan, KESEJAHTERAAN. Adapun kebebasan finansial dan kehormatan sosial hanyalah bonus semata dari keberhasilan tersebut.<br /><br />Lantas pertanyaan terakhir, hendak menjadi apakah Anda, <span style="font-weight: bold;">Kepala Anjing atau Ekor Naga?<br /><br /></span>Salam sukses selalu - <span style="font-weight: bold;">what you believe, you shall achieve it!</span></span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /></span></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-63653906001157206992007-08-29T18:10:00.001+07:002008-03-12T13:40:12.215+07:00Sedikit Tambahan Konsep Ekonomi Syariah<span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Akad pelengkap dalam Ekonomi Syariah:</span><br /></span><ol style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><li><span style="font-size:85%;">Hiwalah : Alih utang piutang (Factoring)</span></li><li><span style="font-size:85%;">Rahn : Gadai</span></li><li><span style="font-size:85%;">Qardh : Pinjaman uang, biasanya digunakan untuk: pinjaman talangan ibadah haji, cash advance, pinjaman untuk pengusaha kecil (UKM), pinjaman kepada pegawai bank/perusahaan pembiayaan.<br /></span></li><li><span style="font-size:85%;">Wakalah: Perwakilan. Nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya dalam suatu transaksi tertentu, misalnya: pembukuan L/C, inkaso, transfer uang, dsb.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Kafalah: Garansi bank (Bank Guarantee). Bank menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran oleh nasabah. Dalam akad ini bank bisa meminta nasabah untuk menempatkan sejumlah uang sebagai rahn (gadai).</span></li></ol><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:85%;">Perbedaan Murabahah bi tsaman ajil dengan Ijarah muntahhiya bi tamlik<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Meskipun dalam kedua jenis pembiayaan tersebut pada akhirnya barang akan menjadi milik nasabah, namun terdapat sedikit perbedaan. Dimana untuk Murabahah bi tsaman ajil proses pengalihan kepemilikan barang (transfer of title) dilakukan dimuka, hal ini sesuai dengan prinsip jual-beli (ba'i). Sedangkan untuk Ijarah muntahhiya bi tamlik, transfer kepemilikan barang (transfer of title) adalah di belakang (setelah lunas cicilan), dimana hal ini sesuai dengan prinsip Ijarah (Leasing/Sewa).<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Semoga berguna untuk memberikan sedikit gambaran tentang konsep Ekonomi Syariah.<br /><br /></span></div>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-12733738913520521992007-08-29T18:02:00.000+07:002008-03-11T17:46:28.026+07:00Konsep Ekonomi Syariah (Pembiayaan - Bagian 3)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="">C. </span></b><b><span style="" lang="IN">Prinsip Bagi Hasil (<i>Syirkah</i>)</span></b></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" > </span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></div><div style="font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil adalah:<b> </b></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 5.65pt 0.5in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >1. <b><i>Musyarakah</i></b></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 5.65pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah <i>musyarakah</i> (<i>syirkah</i> atau <i>syarika</i>h atau serikat atau kongsi). Transaksi <i>musyarakah</i> dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam golongan <i>musyarakah</i> adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan (<i>trading asset</i>), kewiraswastaan (<i>entrepreneurship</i>), kepandaian (<i>skill</i>), kepemilikan (<i>property</i>), peralatan (<i>equipment</i>) , atau <i>intangible asset</i> (seperti hak paten atau <i>goodwill</i>), kepercayaan/reputasi (<i>credit worthiness</i>) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.</span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </p><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 5.65pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QmiN6-VwvJ_yyZKOxocsPYAqI-H-Yc6xdUMeQ0Pl2sXo5Tb578vHkX6dhMPsqeM5dqrYoMwZ_tosQtWsusdbfL5WUOkP3c1lm2N3ZKMnPfSRf0tpsq5Q8KSiKojWvNFIElNCLNwPtAHa/s1600-h/Musyarakah.JPG"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QmiN6-VwvJ_yyZKOxocsPYAqI-H-Yc6xdUMeQ0Pl2sXo5Tb578vHkX6dhMPsqeM5dqrYoMwZ_tosQtWsusdbfL5WUOkP3c1lm2N3ZKMnPfSRf0tpsq5Q8KSiKojWvNFIElNCLNwPtAHa/s320/Musyarakah.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104076975192663890" border="0" /></a></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 5.65pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Ketentuan umum:</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek <i>musyarakah</i> dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan seperti:</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Memberi pinjaman kepada pihak lain.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 1.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >- Menarik diri dari perserikatan</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 1.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >- Meninggal dunia,</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 1.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >- Menjadi tidak cakap hukum</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.4pt 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b><i><span style=";color:black;" ><o:p> </o:p></span></i></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.4pt 0.0001pt 0.5in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b><i><span style=";color:black;" lang="IN">2. Mudharabah</span></i></b><b><i><span style=";color:black;" ><o:p></o:p></span></i></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="IN" >Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan keahlian dari mudharib.</span><span style=";font-size:100%;color:black;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="IN" >Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian. Sedangkan sebagai wakil shahibul maal dia diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.</span><span style=";font-size:100%;color:black;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="IN" >Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu diantara itu. Dalam mudharabah modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua pihak atau lebih. musyarakah dan mudharabah dalam literatur fiqih berbentuk perjanjian kepercayaan (uqud al amanah) yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilan. Karenanya masing-masing pihak harus menjaga kejujuran untuk kepentingan bersama dan setiap usaha dari masing-masing pihak untuk melakukan kecurangan dan ketidakadilan pembagian pendapatan betul-betul akan merusak ajaran Islam.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR1MBKCLbzJDwA44j4g79qWHnNlmtFDx0Po3ZH_eKlg90ISHhm5c1IYJ55Kn05K17xcyrA8Cbvn7WXHTV_DT7LJm-YHNYhNRo2_q1mzSZGDjHzhdB1KpXPyrVIbyXMebeFNbp_MIK6A1Kl/s1600-h/Mudharabah.JPG"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR1MBKCLbzJDwA44j4g79qWHnNlmtFDx0Po3ZH_eKlg90ISHhm5c1IYJ55Kn05K17xcyrA8Cbvn7WXHTV_DT7LJm-YHNYhNRo2_q1mzSZGDjHzhdB1KpXPyrVIbyXMebeFNbp_MIK6A1Kl/s320/Mudharabah.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5104077198530963298" border="0" /></a><br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;color:black;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Ketentuan umum</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal; harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Hasil dan pengelolaan modal pembiayaan <i>mudharabah</i> dapat diperhitungkan dengan dua cara: </span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >- (Perhitungan dari pendapatan proyek (<i>revenue sharing</i>) </span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 76.5pt; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >- (Perhitungan dari keuntungan proyek (<i>profit sharing</i>)</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ </span><span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti penyeleweng-an, kecurangan dan penyalahgunaan dana.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN" >§ Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban, dapat dikenakan sanksi administrasi.</span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.4pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b><i><span style="" lang="IN">Mudharabah Muqayyadah </span></i></b></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:";font-size:100%;" lang="IN" >Karakteristik mudharabah<i> muqayadah</i> pada dasarnya sama dengan persyaratan di atas. Perbedaannya adalah terletak pada adanya pembatasan penggunaan modal sesuai dengan permintaan pemilik modal.</span><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><br /><span style=";font-family:";" lang="IN"></span><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-55579305878532264182007-08-29T12:54:00.000+07:002008-03-11T17:46:28.030+07:00Konsep Ekonomi Syariah (Pembiayaan - Bagian 2)<span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" ><span style="color: rgb(24, 21, 18);" lang="IN">B. Prinsip Sewa (Ijarah)</span></span><p class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="IN" >Transaksi <i>ijarah</i> dilandasi adanya perpindah</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="IN" >aan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip <i>ijarah</i> sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transa</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="IN" >ksinya adalah jasa.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO8kjxO1U3gQDgWTyLnP_HpfrTdjVYWkT5S2NJMDgY-5NqiZATQwU_T5y9iphGs73Q5V2HXY2dXLoeiVnST6RHA_RAK62lltWA1nVR1ZYLGN_uKp5xvHJyc_tqH-YYZZoy_rSvHADIen0Y/s1600-h/Ijarah-1.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO8kjxO1U3gQDgWTyLnP_HpfrTdjVYWkT5S2NJMDgY-5NqiZATQwU_T5y9iphGs73Q5V2HXY2dXLoeiVnST6RHA_RAK62lltWA1nVR1ZYLGN_uKp5xvHJyc_tqH-YYZZoy_rSvHADIen0Y/s320/Ijarah-1.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5103998686528792194" border="0" /></a></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);" lang="IN">Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewak</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);" lang="IN">annya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal <i>ijarah muntahhiyah bittamlik</i> (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size:85%;"><a style="font-family: trebuchet ms;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaIcZ-3o3t8g76-5U6rY9agLUhuJ8q8mpyB303M2n06mR8bjewP8qFvMdw2Ybn0Ru36lDiY_h64PgUoTl5hyvG1zrVu6BBCzBQ-_A4HP8nNL_PmmrKMWQs1ybj_fttRTkheDMNAVVgB0lf/s1600-h/Ijarah-2.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaIcZ-3o3t8g76-5U6rY9agLUhuJ8q8mpyB303M2n06mR8bjewP8qFvMdw2Ybn0Ru36lDiY_h64PgUoTl5hyvG1zrVu6BBCzBQ-_A4HP8nNL_PmmrKMWQs1ybj_fttRTkheDMNAVVgB0lf/s320/Ijarah-2.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5103999476802774674" border="0" /></a></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);font-size:10;" lang="IN" ></span></span></p>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-33229684042011436012007-08-29T10:51:00.000+07:002008-03-11T17:46:28.031+07:00Konsep Ekonomi Syariah (Pembiayaan - Bagian 1)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Saat ini bisa jadi merupakan momentum awal kebangkitan Ekonomi Syariah di Indonesia. Namun demikian berdasarkan pengalaman penulis, masih banyak rekan-rekan yang belum mengerti tentang apa itu konsep dasar Ekonomi Syariah. Penulis berpendapat bahwa Ekonomi Syariah seharusnya dapat menjadi salah satu alternatif yang efektif dalam aktifitas ekonomi Indonesia. Dengan berbekal referensi yang ada mengenai konsep Ekonomi Syariah, penulis berusaha MERANGKUM secara singkat bagian yang prinsip tentang Ekonomi Syariah. Sumber: “Buku Saku Perbankan Syariah</span><span style="font-size:100%;">” yang diterbitkan oleh Pusat Komunikasi<span style=""> </span>Ekonomi Syariah (PKES) dan dibagikan gratis ke masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div style="font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Sesuai dengan latar balakang penulis yang pengusaha dimana ketersediaan modal merupakan hal yang sangat vital, maka pada bagian pertama ini akan dimulai dengan pejelasan singkat tentang Konsep Pembiayaan (Financing) dalam Ekonomi Syariah. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) prinsip utama dalam pembiayaan syariah:<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">1. </span>Prinsip Jual – Beli (Ba’i)</span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">2.<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span>Prinsip Sewa (Ijarah)</span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -0.25in; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="">3.<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span>Prinsip Bagi Hasil <o:p></o:p></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 5.65pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">A.<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span></b><b><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Prinsip Jual Beli (<i>Ba'i</i>)</span></b></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 1.3pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (<i>transfer of property</i>). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual-beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti:<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><ol style="margin-top: 0in; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: rgb(24, 21, 18); margin-right: 1.4pt; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;"><b>Pembiayaan <i>Murabahah</i></b><o:p></o:p></span></li></ol><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 5.65pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Murabahah bi tsaman ajil</span></i><span style="color: rgb(24, 21, 18);"> atau lebih dik</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">enal sebagai <i>murabahah. Murabahah</i> berasal dari kata <i>ribhu</i> (keuntungan) adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, <i>murabahah</i> lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (<i>bi tsaman ajil</i>). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedang</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">kan pembayaran dilakukan secara tangguh.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.4pt 6pt 0.5in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">2.<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span><b><i><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Salam</span></i></b></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><i><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Salam</span></i><span style="color: rgb(24, 21, 18);"> adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 5.65pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Dalam praktek perbankan, ketika</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"> barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu sendiri secara </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">tunai atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan bank adalah harga beli bank dari nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan (<i>bridging financing</i>). Sedangkan dalam hal bank menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disep</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">akati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk kemudian dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Ketentuan umum <i>Salam</i>:<span style=""> </span><o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">§<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Pembelian hasil produksi ha</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">rus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100 kg mangga harum manis kualitas "A" dengan harga Rp5000 / kg, akan diserahkan pada panen dua bulan mendatang.<o:p></o:p></span></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">§<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Apabila hasil produksi yang diterima c</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">acat atau tidak sesuai dengan akad maka nasabah (p</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">rodusen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang yang sesuai dengan pesanan.<o:p></o:p></span></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.75in; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">§<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (<i>inventory</i>), maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad <i>salam</i> kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti bulog, pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut de</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">ngan paralel <i>salam</i>.<o:p></o:p></span></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.4pt 6pt 0.5in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><span style="">3.<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;font-size:7;" > </span></span></span><b><i><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Istishna</span></i></b><span style="color: rgb(24, 21, 18);"><o:p></o:p></span></span><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Produk <i>istishna</i> menyerupai produk <i>salam</i>, namun dalam <i>istishna</i> pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim <i>istishna</i> dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.</span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 1.3pt 6pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Ketentuan umum:<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><span style="font-size:100%;"><br /></span><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(24, 21, 18);">Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 0in 1.3pt 0.0001pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioeT-4SIjI6IQU6AqldrNg5h9tulKTugUc9yUBLps0jObcJvzZgqs8aF6e1ZciTP5bb5wHeF5O9e-Ps7Az9QgoyHYXX1sZ1qmMDzrX64nNvMrDjBWoOAexE3Xl3yz__GZB8aRYs3HeA44v/s1600-h/Ba'i.JPG"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioeT-4SIjI6IQU6AqldrNg5h9tulKTugUc9yUBLps0jObcJvzZgqs8aF6e1ZciTP5bb5wHeF5O9e-Ps7Az9QgoyHYXX1sZ1qmMDzrX64nNvMrDjBWoOAexE3Xl3yz__GZB8aRYs3HeA44v/s320/Ba'i.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5103966581648254578" border="0" /></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\Betley\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg" title="Bab%203"> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="font-size:100%;"><span style=""> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td height="22" width="51"><br /></td> </tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> </tr> </tbody></table> </span><o:p> </o:p></span><!--[endif]--></p>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-33520551060230605222007-08-28T21:11:00.000+07:002007-08-28T21:20:35.843+07:00The Story Behind the Name<span style="font-size:100%;">What is a name? Thus Shakespeare said long long time ago. But for a brand-maniac like me, a name is a name, something bear a precious value with it. So, I will try to give you a glimpse why I decided to put the -unfamiliar- AgilePreneur name on my blog.<br /><br /><b>ag·ile</b> <tt></tt><br />Function: <i>adjective</i><br />Etymology: Middle French, from Latin <i>agilis,</i> from <i>agere</i> to drive, act<br /><b>1</b> <b>:</b> marked by ready ability to move with quick easy grace <an>agile dancer><br /><b>2</b> <b>:</b> having a quick resourceful and adaptable character <an>agile mind><br /><br /><b>en·tre·pre·neur</b><tt></tt><br />Function: <i>noun</i><br />Etymology: French, from Old French, from <i>entreprendre</i> to undertake<span style="text-decoration: underline;"></span><a href="http://www.m-w.com/dictionary/enterprise"></a><br /><b>:</b> one who organizes, manages, and assumes the risks of a business or enterprise<br /></an></an></span><i><span style="font-size:100%;"><br /><span style="font-weight: bold;">AgilePreneur = Agile + Entrepreneur</span></span><br /></i>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-84713742757650769352007-08-28T14:44:00.000+07:002008-03-11T17:48:45.952+07:00Wirausaha TI, sulitkah? (Part 3 - Final)<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan apabila kita berharap agar usaha kita terus berkembang. Dalam sebagian besar proyek TI, terutama jasa, pada umumnya terdapat 3 hal yang krusial, yakni kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, dan harga. Seringkali harga justru bukan menjadi hal yang penting mengingat umumnya proyek TI yang dikerjakan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, bila kita ingin terus eksis dan berkembang dalam industri ini maka kualitas pekerjaan yang prima dan ketepatan waktu seyogyanya harus senantiasa menjadi kredo dalam menjalankan setiap pekerjaan yang ada. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Juga ada baiknya kalau pengusaha TI pemula mulai berpikir untuk mulai fokus menawarkan solusi dibanding hanya menawarkan produk atau jasa semata. Solusi yang merupakan integrasi dari produk dan jasa membuka kesempatan bagi kita untuk memberikan layanan yang lebih luas dan terintegrasi kepada klien. Bayangkan bila kita berhasil membuat <i>bundle software</i> produksi kita dengan <i>hardware</i> merk terkenal dan juga ditunjang dengan jasa <i>maintenance</i> yang memadai, tentu penawaran tersebut akan jauh lebih menarik bagi calon klien daripada sekedar menawarkan produk atau jasa semata. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Lepas dari semua itu, terdapat satu hal khusus yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu kemampuan untuk membina relasi yang baik dengan klien. Bagi sebuah bisnis, klien adalah segalanya dan tanpa klien mustahil sebuah bisnis bisa bertahan. Selain mengharapkan kualitas kerja yang maksimal dan ketepatan waktu. Lebih bagus kiranya kalau kita juga menjalin hubungan profesional yang harmonis dengan klien kita. Menelpon secara periodik untuk mengkonfirmasi hasil kerja kita atau menelpon sewaktu mereka berulangtahun bisa menjadi sarana yang baik untuk menjadikan mereka klien yang setia dan memberikan referensi yang bagus kepada rekan-rekan mereka atas pekerjaan kita.<o:p></o:p></span></p> <span style=";font-family:";font-size:11;" ><span style="font-size:100%;">Walau jauh dari sempurna, penulis berharap agar tips diatas bisa menjadi referensi ringkas bagi calon-calon wirausaha TI di Indonesia. Memang tidak mudah menjadi pengusaha handal, namun dengan kerja keras dan ketekunan niscaya Tuhan akan menganugerahi kita untuk meraih kesuksesan. *$*</span><br /></span>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-72237464279752645842007-08-28T14:41:00.000+07:002008-03-11T17:48:45.952+07:00Wirausaha TI, sulitkah? (Part 2)<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Setelah yakin dengan potensi pasar, pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana memulai bisnis tersebut? Sebagaimana galibnya memulai usaha baru, diperlukan beberapa hal dasar yang mutlak diperlukan untuk memulai usaha dengan baik. Secara singkat, setidaknya diperlukan tiga hal utama, yakni mental, modal, dan ketrampilan. Sebagian orang percaya diperlukan juga keberuntungan (LUCK) dalam memulai bisnis baru, namun penulis lebih percaya dengan akronim <i>LUCK = Labor Under Correct Knowledge</i> atau dengan kata lain sebenarnya kitalah yang harus menciptakan keberuntungan kita sendiri. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Sikap mental yang jujur, tangguh, berani, ulet, dan tidak mudah menyerah merupakan karakteristik mutlak dari wirausaha yang menginginkan kesuksesan dalam bisnisnya. Namun demikian sikap mental tersebut bukanlah sesuatu yang <i>“taken for granted”</i> alias otomatis dimiliki oleh setiap orang. Sebagai manusia, kita harus belajar dan terus mencoba untuk melatih sikap-sikap mental tersebut. Tanpa usaha dan latihan yang berkesinambungan, rasanya susah untuk memiliki sikap mental seperti itu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Hal selanjutnya yang sering dianggap hambatan dalam memulai usaha baru adalah ketiadaan modal. Hal ini wajar mengingat di Indonesia tidaklah mudah memperoleh modal usaha yang diperlukan untuk memulai suatu bisnis. Dalam konteks bisnis TI, hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan berbagai cara. Bisnis jasa konsultasi TI (<i>software, networking</i>) biasanya tidak memerlukan modal yang besar. Cukup berbekal ketrampilan dan kemampuan untuk “menjual” ketrampilan tersebut maka biasanya sebuah usaha TI dapat dimulai dengan modal yang seminim mungkin. Apabila Anda masih mahasiswa, banyaklah bergabung dengan komunitas mailing list atau e-forum yang mungkin dapat menjadi jembatan awal dalam menawarkan ketrampilan Anda. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Selain itu juga ada kesempatan untuk menawarkan diri Anda menjadi tenaga lepas (<i>freelancer</i>) dalam mengerjakan proyek-proyek TI. Bagi Anda yang baru lulus dan belum memiliki ketrampilan tinggi, hal ini merupakan peluang yang bagus untuk meningkatkan ketrampilan Anda dan sekaligus mengumpulkan portofolio. Bila memungkinkan, carilah proyek dari perusahaan yang ternama atau multi nasional. Karena dengan demikian akan memberikan nilai tambah bagi Anda apabila Anda hendak menawarkan jasa kepada perusahaan lain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Setelah yakin dengan ketrampilan dan jam terbang Anda, tak ada salahnya bila mulai memikirkan untuk membuka usaha secara formal. Ada baiknya memulai usaha bersama rekan yang memiliki visi yang sama mengingat keterbatasan modal yang ada. Para ahli kewirausahaan berpendapat bahwa 18 bulan pertama dalam bisnis merupakan masa kritis yang akan menentukan kelangsungan sebuah bisnis, Oleh karena itu pada periode tersebut faktor produksi, pemasaran, keuangan, dan pengelolaan SDM harus diperhatikan dengan sangat seksama. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:11;" ><span style="font-size:100%;">Umumnya problem yang dihadapi oleh bisnis baru berkisar pada faktor pemasaran dan <i>cash-flow</i>. Untuk pemasaran, hal ini dapat diminimalisir dengan membina jaringan bisnis (<i>networking</i>) seluas-luasnya melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang sudah mapan melalui mekanisme sub-kontrak. Sedangkan untuk problem <i>cash-flow</i>, bisa diminimalisir dengan menekan pengeluaran semaksimal mungkin serta mengajukan negosiasi skema pembayaran dari klien melalui mekanisme permintaan <i>down-payment</i> atau membuka kesempatan kepada klien untuk membayar secara angsuran per bulan. Apabila memungkinkan, bisa dipikirkan juga dengan skema pembayaran <i>re-curring</i> yang dihitung berdasarkan jumlah per transaksi.</span> <o:p></o:p></span></p>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6900029730115362263.post-17258726166570467692007-08-28T14:37:00.000+07:002008-03-11T17:48:45.953+07:00Wirausaha TI, sulitkah? (Part 1)<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:11;" lang="EN-GB" >Berdasarkan pengamatan penulis, saat ini rasa-rasanya industri teknologi informasi Indonesia sedang terjangkiti virus kewirausahaan. Hal tersebut sah-sah saja dan malah bagus menurut sudut pandang penulis mengingat fakta menunjukkan saat ini masih terdapat jutaan orang dalam usia produktif yang masih harus berjibaku memperebutkan lapangan kerja yang sangat terbatas. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:11;" lang="EN-GB" >Logikanya bila ada sekitar 1000 orang saja membuka usaha, dengan asumsi rata-rata tiap perusahaan memperkerjakan 5 tenaga kerja, maka setidaknya akan ada sekitar 5000 orang yang terserap dalam lapangan pekerjaan tersebut. Bila tiap orang setidaknya menghidupi satu istri dan satu anak, maka setidaknya 15.000 orang akan tercukupi kebutuhan hidupnya. Bayangkan bila ada 1 juta manusia Indonesia yang berani membuka usaha sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:11;" lang="EN-GB" >Namun demikian, bila kita berbicara dengan tataran yang lebih realistis. Membuka usaha sendiri tidaklah semudah yang dibayangkan. Meskipun juga jangan dijadikan sebagai alasan untuk membuat kita mundur dalam meraih cita-cita membuka usaha sendiri. Sektor Teknologi Informasi (TI) dalam prediksi dan keyakinan penulis merupakan salah satu industri masa depan yang sangat prospektif. Dalam kajian secara informal maupun berdasarkan kajian ilmiah sewaktu penulis menyusun tesis, diperoleh kesimpulan bahwa industri alih daya (<i>outsourcing</i>) TI di Indonesia telah dan akan terus berkembang pesat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:11;" lang="EN-GB" >Hal tersebut diatas terutama didukung dengan berbagai alasan utama, seperti: penghematan biaya, akses terhadap teknologi dan ketrampilan khusus, akses terhadap kualitas layanan yang lebih baik, dan terutama keputusan untuk fokus kepada bisnis inti (<i>core business</i>). Larry Ellison (CEO Oracle Corp) pernah berujar: </span><span style=";font-size:11;" >“<i>why should every doctor’s office have to be a tech company too, employing high-paid staffs who spend all of their time fiddling around with computers?”</i>. Kalimat tersebut jelas menunjukkan optimisme objektif bahwa bisnis TI akan terus berkembang seiring dengan kesadaran dari perusahaan-perusahaan untuk melakukan alih daya TI kepada pihak luar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:11;" >Dalam konteks Indonesia, berdasarkan pengalaman penulis sebagai penyedia solusi alih daya TI, potensi pasar yang tersedia bisa dibilang sangat besar dan akan terus berkembang. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat banyak perusahaan <i>blue-chip</i> nasional yang masih menjalankan aktivitas operasionalnya secara manual dan belum terotomasi. Logikanya bila perusahaan papan atas masih banyak melakukan aktivitas manual, bisa dibayangkan untuk perusahaan kelas kecil dan menengah. Mengingat potensi UKM di Indonesia yang sangat besar, penulis yakin bahwa bisnis TI akan terus berkembang dengan pesat di masa datang.<o:p></o:p></span></p>Betleyhttp://www.blogger.com/profile/16429240505466352212noreply@blogger.com0